Ritual Sakral Tuba Ile, Permintaan Maaf Masyarakat Adat Wulanggitang kepada Gunung Lewotobi

Ritual sakral yang disebut 'Tuba Ile' atau memberi makan gunung itu melibatkan suku Puka, Wolo, Kwuta, Noba dan Tapun

oleh Ola Keda diperbarui 05 Jan 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2024, 00:30 WIB
Tokoh adat desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang saat menggelar ritual adat Tuba Ile di kaki gunung Lewotobi (Liputan6.com/Ola Keda)
Tokoh adat desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang saat menggelar ritual adat Tuba Ile di kaki gunung Lewotobi (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Flores Timur - Sejumlah tokoh adat desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Lembaga Pemangku Adat (LPA) menggelar ritual adat di bawah kaki gunung Lewotobi, Rabu 3 Januari 2024.

Ritual sakral yang disebut 'Tuba Ile' atau memberi makan gunung itu melibatkan suku Puka, Wolo, Kwuta, Noba dan Tapun.

Dari lima suku besar itu, Suku Puka adalah pemilik dua gunung yang oleh masyarakat setempat disebut pasangan suami dan istri.

Sebagai simbol pemberian makan Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan, tokoh-tokoh adat membawa sirih pinang, telur ayam, arak dan tembakau.

Ritual pun digelar di areal perkebunan Dusun Bawalatang, berjarak sekitar tiga kilometer dari puncak gunung.

"Ritual ini bermakna ungkapan permohonan maaf atas semua kesalahan warga yang menghuni lereng gunung Lewotobi," ujar Ketua LPA Nawokote, Mikhael Dare Wolor.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Teguran untuk Manusia

Tokoh adat desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang saat menggelar ritual adat Tuba Ile di kaki gunung Lewotobi (Liputan6.com/Ola Keda)
Tokoh adat desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang saat menggelar ritual adat Tuba Ile di kaki gunung Lewotobi (Liputan6.com/Ola Keda)

Menurut dia, muntahan abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-Laki merupakan teguran untuk manusia yang selama ini serakah dan berbuat menyimpang dengan alam.

"Ini ritual permintaan maaf karena kita sudah mengganggu Ile Bele (gunung besar). Ini teguran, sehingga dalam ritual ini juga kami minta agar dia (gunung) segera reda amarahnya," jelasnya.

Mikhael mengatakan, tetuah adat, tuan tanah serta masyarakat meyakini ritual Tuba Ile mampu menenangkan gunung yang sedang murka karena perbuatan manusia.

Masyarakat adat Nawokote, kata dia, menjadikan Ile Bele yang adalah Ile Wae (gunung perempuan) dan Ile Lake (gunung laki-laki) sebagai nenek moyang yang memberikan mereka tempat tinggal untuk merawat kehidupan hingga saat ini.

"Lake dan Wae berarti laki-laki dan perempuan, pasangan suami istri. Dilarang kalau sebut terpisah, mereka satu kesatuan," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya