Liputan6.com, Yogyakarta - Drama Korea (drakor) memang terkenal dengan plot twist ceritanya yang menarik dan tak terduga. Namun terkadang banyak situasi dirasa tak adil pada satu karakter dengan akhir yang mengecewakan, padahal karakter itu punya dikisahkan dengan baik perkembangannya.
Dalam beberapa drakor, ada karakter utama hingga pendukung yang seharusnya bisa mendapat nasib baik, namun justru berakhir mengecewakan. Tragisnya karakter itu biasanya adalah karakter yang memang dicintai dan telah menciptakan hubungan erat dengan penontonnya, entah mereka dikisahkan sebagai pahlawan atau penjahat.
Dari hal mengecewakan itu, banyak penggemar yang menyimpulkan jika sang karakter pantas mendapat akhir yang lebih baik. Nasib mereka sering kali meninggalkan gambaran yang tersisa tentang apa yang mungkin terjadi, seandainya cerita mengambil arah yang berbeda.
Advertisement
Baca Juga
Berikut adalah karakter drakor yang seharusnya bernasib baik.
1. Yoo Na Bi - Nevertherless
Banyak penggemar menganggap Yoo Na Bi dalam Nevertheless pantas mendapatkan yang lebih baik dari nasibnya di akhir cerita. Na-bi dikisahkan sebagai seorang mahasiswa seni yang patah hati, dan Park Jae-eon. Saat mereka menjalani hubungan FWB.
Namun hubungan itu menjadi rumit dan menyakitkan, terutama bagi Na-bi. Kebiasaan Jae-eon menghibur orang lain saat bersama Na-bi justru menjadi bumerang.
Â
Kim Jung Hwan - Reply 1988
2. Kim Jung Hwan - Reply 1988
Reply 1988 adalah salah satu drakor terbaik sepanjang masa. Namun banyak penggemar sangat kecewa dengan berakhirnya jalan cerita romantis di serial tersebut.
Setelah serial ini berakhir, banyak pertanyaan siapa yang pantas menjadi pasangan bagi Sung Deok-sun, Jung Hwan atau Taek? Dari hal itu banyak yang menyimpulkan bahwa seharusnya Deok-sun berakhir menjadi pasangan Jung Hwan daripada Taek. Sayangnya di akhir cerita, Jung Hwan hanya berakhir sebagai seorang teman bagi Deok-sun.
Penggemar merasa bahwa karakter Jung Hwan pantas mendapatkan resolusi yang lebih bahagia, terutama setelah apa yang telah dilakukannya sepanjang serial ini.
3. Baek Yi Jin dan Na Hee Do - Twenty-Five Twenty-One
Dalam Twenty-Five Twenty-One di Netflix, episode terakhirnya memberikan kesimpulan yang menyayat hati dari kisah cinta Baek Ye-jin dan Na Hee-do. Setelah bertahun-tahun bersama, hubungan mereka berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan dan penuh penyesalan.
Saat Ye-jin membaca buku harian Hee-do, hal itu mengarah pada reuni emosional. Namun, takdir kembali memisahkan mereka saat Ye-jin pindah ke Amerika untuk bekerja sebagai jurnalis.
Bertahun-tahun kemudian, meskipun pernikahan Hee-do dan karier Ye-jin sukses di Korea, cinta mereka tetap ada. Serial ini diakhiri dengan Hee-do yang terus merenungkan kenangan berharga mereka, meninggalkan rasa ketidaklengkapan yang tragis bagi pasangan yang seharusnya pantas mendapatkan akhir yang lebih baik bersama.
Â
Advertisement
Seo Dan dan Gu Seung Jung - Crash Landing on You
4. Seo Dan dan Gu Seung Jung - Crash Landing on You
Dalam Crash Landing On You, serial ini mengikuti kehidupan yang saling terkait dari kapten tentara Korea Utara Ri Jeong Hyeok dan pengusaha wanita Korea Selatan Yoon Se Ri, dan seorang penipu Gu Seung Jung.
Seung Jung dari Korea Utara, bertemu dengan Seo Dan (Seo Ji Hye), tunangan Kapten Ri. Saat peristiwa terjadi, Seung Jung dan Seo Dan mengembangkan perasaan satu sama lain.
Sayangnya, alur ceritanya berubah menjadi tragis: Seung Jung mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Seo Dan. Sebagai seseorang yang kurang beruntung dalam percintaan, patah hatinya terasa sangat menyiksa karena cinta yang ia dambakan dan akhirnya ditemukan secara tragis hilang begitu saja.
5. Ji Su - Sweet Home
Dalam serial Sweet Home, ada plot twist yang tak diduga, Ji-su meninggal di musim 2, tepatnya pada episode 3, setelah serangan rudal oleh militer. Saat itu ia terjebak dan tidak dapat melarikan diri.
Kematian Ji Su dalam serial ini membuat Sweet Home semakin suram. Perjalanan dan potensi Ji-su, yang dipersingkat secara tragis, dapat membawa kesimpulan bahwa akhir dari serial ini tidak akan bahagia.
(Taufiq Syarifudin)