Ratusan Warga Bakar Balai TNBBS Lampung Barat, Buntut Konflik Harimau yang Tak Kunjung Usai

Dipicu karena kesal harimau Sumatera kembali menyerang petani, ratusan warga di Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat membongkar dan membakar kantor TNBBS.

oleh Ardi Munthe diperbarui 12 Mar 2024, 14:18 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2024, 14:13 WIB
Kantor TNBBS di Kecamatan Suoh, Lampung Barat yang dibakar oleh warga. Foto (Istimewa)
Kantor TNBBS di Kecamatan Suoh, Lampung Barat yang dibakar oleh warga. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Lampung- Ratusan warga Desa Gunung Ratu, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat membongkar serta membakar kantor Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), pada Senin (11/3/2024). 

Aksi pembakaran kantor TBBS tersebut diduga dipicu lantaran warga geram konflik harimau yang menewaskan dua orang petani tak kunjung ada penyelesaian. 

Bahkan teranyar, satu orang petani kembali diserang oleh harimau Sumatera hingga mengalami sejumlah luka gigitan dan cakaran di bagian kepala saat berkebun, pada Senin (11/3/2024). 

Korban tersebut diketahui bernama Sasaman (41) warga Desa Cibitung Sukamarga, Kecamatan Suoh, kabupaten setempat. Beruntung, Sasaman berhasil selamat dan masih mendapatkan perawatan medis di puskesmas setempat. 

Dari beberapa video yang diterima Liputan6.com, ratusan warga itu berkumpul di depan kantor TNBBS. Bangunan kantor berwarna hijau tersebut kemudian dimasuki oleh ratusan warga sebelum akhirnya dibongkar serta dibakar oleh massa.

Di video lainnya, tampak sejumlah pria diduga petugas TNBBS, diamankan oleh warga setempat yang tengah emosi. 

Warga setempat, Adi, mengatakan bahwa ratusan warga yang membakar kantor TNBBS itu lantaran kesal tidak ada tindak lanjut dari pihak pemerintah terkait konflik harimau Sumatera.

Menurut Adi, sudah tiga warga Suoh menjadi korban serangan harimau. Bahkan, dua di antaranya meninggal dunia, tetapi belum ada penyelesaian terkait masalah tersebut. 

"Warga yang datang ini dari dulu memang selalu sabar, tapi tidak ada tindakan serius dari pihak pemerintah, mau berapa korban lagi yang dimakan harimau kalau tidak ditindak lanjuti," ujar dia.

Selain itu, kata dia, akibat serangan harimau warga setempat menjadi khawatir dan takut hendak berkebun.

"Kami takut mau berkebun, takut diserang harimau, tapi kalau enggak berkebun kami mau makan apa," keluhnya.

Dia berharap, pemerintah setempat dapat segera menindaklanjuti kejadian itu. Terutama, konflik harimau dan konflik gajah.

"Kami resah, mata pencarian kami hanya dari berkebun, kalau seperti ini kami mau mencari nafkah dari mana, konflik dengan gajah belum selesai ditambah lagi konflik dengan harimau, kami berharap pemerintah dapat memberikan kami solusi, ini sudah ketiga kalinya warga jadi korban harimau," kata dia.

Sementara itu, kepada wartawan, Kasatreskrim Polres Lampung Barat, Iptu Juherdi Sumandi membenarkan peristiwa tersebut.

"Benar, saat ini Alhamdulillah kondisinya mulai kondusif. Warga sudah kembali ke kediaman masing-masing," kata Iptu Juherdi.

Dia menerangkan peristiwa tersebut dipicu karena adanya warga yang kembali diserang harimau Sumatera.

"Informasinya ada warga yang diserang harimau, namun selamat dan masih dilakukan perawatan. Mohon bersabar nanti diinfokan lagi," dia memungkasi.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya