Tinjau Banjir, Wali Kota Semarang Minta Maaf ke Masyarakat

Wali Kota Semarang terjun langsung mengecek kondisi ruas jalan yang tergenang dan mencari solusi guna mempercepat surutnya air.

oleh Tim Regional diperbarui 14 Mar 2024, 11:28 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2024, 11:28 WIB
Hevearita Gunaryanti Rahayu
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan tinjauan di sejumlah titik banjir di Kota Semarang pada Rabu (13/3) malam. (Foto: Dok.)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu turun ke sejumlah titik banjir di Kota Semarang pada Rabu (13/3) malam. Pada kesempatan itu, ia meminta maaf kepada masyarakat atas banjir yang terjadi si awal bulan Ramadan ini 

Mbak Ita, sapaan akrabnya, terjun langsung mengecek kondisi ruas jalan yang tergenang dan mencari solusi guna mempercepat surutnya air.

"Memang hujan tiga hari ini yang terjadi sejak Senin sangat luar biasa, baik dari wilayah atas maupun di Kota Semarang bagian bawah," kata dia Mbak Ita saat melaksanakan tinjauan banjir dikutip dari keterangan resmi.

Mbak Ita mengakui jika hujan ekstrem ini terjadi secara menyeluruh di berbagai wilayah. Tak hanya Kota Semarang, namun juga beberapa daerah lain seperti Kendal, Grobogan, dan Kabupaten Semarang.

Selain menyebabkan genangan banjir, curah hujan tinggi disertai angin juga mengakibatkan pohon tumbang dan tanah longsor di beberapa tempat. 

"Alhamdulillah, persoalan pohon tumbang sudah bisa ditangani. Tapi kalau yang banjir ini di luar prediksi, tidak ada warningnya," ujarnya. 

Adapun Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah melakukan antisipasi dan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. 

"Tapi kami sudah melakukan antisipasi, utamanya di wilayah Pedurungan, dari Gebang Anom. Kami sudah koordinasi dengan BBWS, tadi siang kami juga melaporkan ke Pak Menteri PUPR terkait update kondisi banjir di wilayah Kaligawe," imbuhnya. 

Setelah melapor, kata Mbak Ita, hujan yang terjadi bukannya mereda justru curah hujannya semakin tinggi. "Ini mengakibatkan wilayah Simpanglima, wilayah Bulu Lor, Semarang Utara terjadi limpasan yang tinggi," ucapnya. 

Meski begitu, yang paling mengkhawatirkan Kali Plumbon karena sudah di angka 100 atau masuk standar tinggi kenaikan airnya. "Ini kami sudah melakukan koordinasi dengan BBWS untuk penanganan-penanganan darurat. Diharapkan bisa teratasi, pompa-pompa juga sudah berjalan semua," kata Mbak Ita.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat, justru di saat bulan puasa harusnya bisa beribadah dengan khusyuk namun justru terganggu dengan limpasan dan genangan. Kami akan terus berupaya agar air segera surut," tuturnya. 

Terkait bantuan makanan kepada warga terdampak, dirinya telah menginstruksikan kepada Asisten I Sekda Kota Semarang untuk mengirim makan sahur kepada masyarakat terdampak banjir. "Ini tadi saya sudah WA (WhatsApp) ke lurah-lurah yang warganya terdampak agar bisa mendapat bantuan," ucapnya. 

Mbak Ita mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan adanya pemadaman listrik oleh PLN, karena hal tersebut merupakan salah satu langkah pengamanan agar tidak terjadi insiden membahayakan saat banjir. 

"Saat PLN melakukan pemadaman, banyak warga yang komplain bahwa listriknya mati. Ada beberapa di wilayah Semarang Indah dan Pedurungan. Kami mohon maaf, ini karena kami mengutamakan keselamatan, karena kita tidak tahu aliran kabel ini bisa menyebabkan hubungan arus pendek," kata dia. 

Pihaknya terus melakukan upaya penanganan dengan segala upaya, baik mengoperasikan pompa portabel maupun menyiapkan logistik bantuan warga terdampak. "Saya terus memonitor wilayah Semarang, termasuk berkoordinasi mengenai bantuan dan penanganan-penanganan," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya