Kronologi Ambulans Diamankan Polisi Usai Bikin Kacau One Way Jalur Arteri Sukabumi

Seorang sopir ambulans diamankan polisi karena ugal-ugalan, setelah diperiksa tak ada pasien kritis yang dibawa. Polisi menduga membawa warga yang hendak mudik.

oleh Fira Syahrin diperbarui 15 Apr 2024, 21:06 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 21:06 WIB
Polisi memeriksa isi ambulans yang ugal-ugalan di jalan arteri Nasional III Sukabumi-Bogor (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Polisi memeriksa isi ambulans yang ugal-ugalan di jalan arteri Nasional III Sukabumi-Bogor (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Seorang sopir ambulans diamankan Satlantas Polres Sukabumi setelah dilaporkan mengemudi ugal-ugalan dengan membuntuti satu ambulans di depannya. Peristiwa itu terjadi saat polisi tengah menerapkan sistem one way di jalan arteri Nasional III Sukabumi-Bogor.

Tepat di Gerbang Tol Bocimi sesi dua ruas Cigombong-Parungkuda, ambulans bernopol F 1869 JD itu dihentikan anggota kepolisian, pada Senin (15/4/2024) sore. Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Fiekry Perdana menuturkan, laporan itu didapat dari anggota yang sedang mengatur rekayasa lalu lintas arus mudik satu arah atau one way dari arah Sukabumi menuju Bogor-Jakarta. 

“Tadi kita sedang melaksanakan one way pengurasan arus balik dari arah Sukabumi menuju ke kota ada informasi dari satu anggota yang membelah jalur sedang one way dan memang ambulans ini ada dua tadi,” ujar Fiekry.

Dia mengatakan, mulanya terdapat dua ambulans yang melintas. Setelah diperiksa, satu dari dua ambulans itu tak membawa pasien kritis. Pihaknya menduga, mobil ambulans ini membawa warga yang hendak mudik lebaran.

“Satu kita periksa memang betul membawa yang sedang kritis dan satu lagi mencurigakan nempel terus dan setelah kita berhentikan, kita periksa ternyata hanya ikut ikutan, ternyata memang bukan kritis, ternyata dari salah satu keluarga yang akan mengantarkan. Bisa jadi mengantarkan mudik ke satu tempat di Sukabumi dari wilayah Kabupaten Bogor,” terang dia.

Dia pun mengimbau kepada pengguna jalan agar mematuhi penerapan rekayasa lalu lintas. Polisi menindak sopir ambulans itu dengan imbauan peringatan, menurutnya, tak ada tindakan bersifat administrasi karena masih dalam momen lebaran Idulfitri.

“Kami imbau terutama kepada pengguna sopir ambulans juga tetap ya mematuhi aturannya, memang kita sedang rekayasa lalu lintas itu patuh. Kecuali memang kritis, benar-benar kita kawal,” tuturnya.

“Mudah mudahan ke depannya tidak ada lagi oknum ambulans seperti itu yang merugikan banyak masyarakat. Tadi gara-gara oknum ambulans itu, yang lagi mudik, yang lagi kembali, jadi pecah jadi normal kembali jalurnya,” sambung dia.

 

Pengakuan Sopir Ambulans

Polisi memeriksa isi ambulans yang ugal-ugalan di jalan arteri Nasional III Sukabumi-Bogor (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Polisi memeriksa isi ambulans yang ugal-ugalan di jalan arteri Nasional III Sukabumi-Bogor (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Sopir ambulans, Sujarwanto mengungkapkan, dia datang bersama warga Parungpanjang Kabupaten Bogor menuju Sukabumi mengantar pasien menuju rumah sakit. Dia pun memohon maaf karena telah membawa pasien tak kritis, tetapi mengemudikan ambulans seolah sedang membawa pasien kritis. 

“Karena mungkin saya sendiri salah ya, saya juga kan ngikut ini (ambulans di depan) saya mohon maaf karena saya bawa pasien enggak begitu parah istilahnya. Sebenarnya mau ke rumah sakit karena tujuan ini bawa pulang saja,” ucap Sujarwanto.

Tak ada surat rujukan yang bisa ditunjukan Sujarwanto, dia juga membantah telah menyalakan sirine saat mengemudikan ambulans. Menurutnya, setiap relawan pengemudi ambulans mempunyai standar operasional tersendiri saat membawa pasien.

“Kita enggak nyalain sirine, cuma hanya nyala (rotator) saja. Karena kan biasanya kalau ambulans itu posisinya nyala. Memang kalau kita lagi darurat kita perlu minta tolong sama kepolisian. Tapi biasanya kita tu dilepas oleh pihak kepolisian juga. Tentunya edukasi sopir ambulans bisa menangani sendiri,” ungkapnya.

Sementara, seorang penumpang ambulans, Uun Naskurmah (55) mengungkapkan, hendak mengantarkan anak dari pegawainya yang menderita sakit maag untuk diantar ke rumah sakit. 

“Saya adalah warga salah satu Desa Parungpanjang Bogor, pembantu saya tinggal di daerah Sukabumi janjian sama anaknya di Jalan Bhayangkara sakitnya sakit maag, saya mau pulangin Pak karena takutnya parah. Saya mau kasih ke anaknya saja, rencananya biar anaknya bawa ke rumah sakit,” tutur Uun. 

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya