Liputan6.com, Lampung-- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Lampung tercatat terus meningkat. Berdasarkan temuan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung tercatat ada sebanyak 3.221 kasus DBD dan angka kematian mencapai 12 kasus sepanjang Januari hingga Maret 2024.
Kadinkes Provinsi Lampung, Edwin Rusli mengatakan, data ribuan kasus DBD itu didapat dari 15 kabupaten/kota se Lampung.
Baca Juga
"Di Lampung kasus DBD tercatat mengalami peningkatan kurang lebih 500 kasus sejak awal 2024 atau kurun waktu tiga bulan terakhir," kata Edwin, Senin (29/4/2024).
Advertisement
Dia menyebutkan, wabah DBD di Lampung pada Maret 2024 ada 1.460 kasus. Empat kasus di antaranya meninggal dunia, setelah sebelumnya di Februari ada 1.199 kasus dengan emam kasus kematian.
"Pada Januari tercatat 562 kasus, tercatat ada dua kematian," sebutnya.
Edwin mengimbau, kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, serta kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Menurut dia, untuk membasmi kembang biak sarang nyamuk Aedes Aegypti, masyarakat dapat menguras tempat penampungan air.
"Yang paling penting adalah mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk itu sendiri," jelas dia.
Gejala DBD yang Umum
Edwin menerangkan, untuk mengenali apabila terjangkit penyakit DBD masyarakat dapat melihat dari gejala-gejala umum semisal penderita mengalami demam tak kunjung turun, hingga munculnya ruam berupa bintik-bintik merah pada bagian tubuh.
"Umumnya, gejala DBD seperti demam mendadak dan tidak turun dengan obat penurun panas, atau demam menurun di hari ke-4 tetapi keadaan umum menurun, sakit kepala, ada yang sakit persendian, ruam pada kulit, muntah terus menerus, dan ada mimisan," jelas dia.
Edwin menyampaikan, pada beberapa kasus DBD tertentu tak jarang penderita juga tidak memperlihatkan gejala.
Meski begitu, kasus DBD tak bergejala pun dapat membahayakan, bahkan bisa berujung kematian.
"Hal itu dikarenakan masyarakat kurang edukasi sering menganggap enteng kasus tersebut. Tanpa gejala seperti itu dalam dunia kesehatan disebut dengan without warning sign," pungkasnya.
Advertisement
