Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) optimis akan adanya pertumbuhan ekonomi di Jabar hingga 2025 mendatang. Meskipun diaku terdapat tantangan yang turut berimbas dari kebijakan nasional maupun perkembangan global.
Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menilai salah satu ancaman tersebut adalah potensi banjir barang murah dari China yang bisa menjadi ancaman bagi UMKM lokal.
Baca Juga
"Saya membaca kemarin, di China itu produknya melimpah dan pemerintahnya mengantisipasi adanya pengangguran, dibeli semua barang di Cina itu dan nanti akan dilempar ke semua negara," kata dia dalam sambutan acara Capacity Building Jabar Caang 2024 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu, 26 Juni 2024.
Advertisement
"Artinya di kita akan dilimpahi barang China dengan harga murah, dan ini menjadi ancaman UMKM kita dan bisa berdampkan pada PHK," imbuhnya.
Olah karena itu, kata Bey, untuk mengantisipasi ancaman ekonomi itu di antaranya mesti terus meningkatkan atau membuka sektor-sektor pada karya. "Kita tahu barang dari China sudah dibeli pemerintah dan bisa dijual dengan sangat murah di kita," ujarnya.
Selain kebijakan nasional dan kondisi global, tantangan lain bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, menurut Bey, adalah infrastruktur transportasi.
"Tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat itu 5 persen di bawah nasional sedikit 5,05 persen. Padahal, potensi sangat besar sekali," katanya. "Kami ingin APBD kami ini beriringan atau sejalan dengan situasi global," tandasnya.
Pertumbuhan Ekonomi Jabar
Diberitakan Liputan6.com, Kanal Regional, Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Barat (BPS Jabar) Marsudijono sebelumnya menyebutkan, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 memang masih belum terlalu menyenangkan, namun ia optimistis akan semakin membaik pada triwulan dua nanti.
Marsudijono mengatakan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Provinsi Jabar tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) pada triwulan I - 2024.
"Secara year on year, LPE Jabar tumbuh 4,93 persen, sementara secara month to month (m to m) tumbuh sebesar 0,3 persen," ujar Marsudijono saat menyampaikan rilis LPE di kantor BPS Jabar, Kota Bandung, Senin (6/5/2024).
Marsudijono menuturkan pertumbuhan ekonomi Jabar triwulan I-2024 masih dibawah nasional yang mencapai 5,11 persen (y o y) atau 0,83 persen (m to m).
Namun LPE Jabar memberikan andil cukup besar bagi PDRB Nasional, yakni berada di urutan 3, dibawah DIY dan Jawa Timur.
"Semua positif, namun memang sektor pertanian mengalami kontraksi. Pada triwulan dua, saya optimistis akan membaik, termasuk sektor pertanian," ucap Marsudijono.
Banyak faktor yang membuat naik turunnya LPE, menurut Marsudijono, salah satunya dari pertumbuhan industri, perdagangan, konstruksi serta sektor pertanian.
Namun hal menggembirakan terjadi penurunan angka pengangguran di Jabar juga tercatat positif, turun cukup besar dalam satu tahun terakhir.
"Berdasarkan Data BPS Jabar, jumlah pengangguran di Jawa Barat pada Februari 2024 sebanyak 1,79 juta orang, turun 217.000 orang dibandingkan Februari 2023," ungkap Marsudijono.
Sedangkan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar Dadan Hidayat optimistis bahwa pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2024 akan membaik.
Apalagi menurutnya Jabar akan mendapatkan program pompanisasi dari Kementerian Pertanian RI untuk mengakselerasi penambahan areal tanam di beberapa titik wilayah Jabar.
"Kita sikapi kekhawatiran dengan kewaspadaan. Apalagi Jabar mendapatkan program pompanisasi untuk mendukung perluasan tanam usai panen raya April dan Mei. Optimistis, akan ada pertumbuhan di sektor pertanian Jabar," sebut Dadan.
Advertisement