Menjaga Ketahanan Pangan lewat Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal

Yayasan Rumah Energi (YRE), Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), Danone Ecosystem dan PRISMA sejak tahun 2023 telah menjalankan program kolaborasi Local Milk Sourcing (LMS) yang menyasar peternak lokal dan koperasi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

oleh Tim Regional diperbarui 28 Jun 2024, 20:06 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2024, 10:50 WIB
Peternak Sapi Perah
Yayasan Rumah Energi (YRE), Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), Danone Ecosystem dan PRISMA sejak tahun 2023 telah menjalankan program kolaborasi Local Milk Sourcing (LMS) yang menyasar peternak lokal dan koperasi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Liputan6.com, Jakarta - Susu memiliki peranan penting dalam ketahanan pangan, karena selain menjadi sumber nutrisi bagi tubuh, susu juga berkontribusi pada rantai ekonomi dan sosial yang menyokong kesejahteraan masyarakat terutama di tingkat tapak. Sayangnya, jumlah konsumsi susu masyarakat Indonesia masih belum memenuhi standar Food and Agriculture Organization (FAO).

Tercatat pada 2020, konsumsi susu masyarakat Indonesia baru sekitar 16,27 kg/kapita atau setara dengan 46 ml/kapita/hari. Sedangkan menurut FAO, tingkat konsumsi tersebut paling tidak sekitar 85 ml/kapita/hari. Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian tahun 2020 menyebutkan, produksi susu Indonesia sebesar 2,6 juta liter/hari hanya mampu menyuplai 22-23% kebutuhan konsumsi susu nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, negara sangat bergantung pada susu bubuk impor. Sedangkan, para peternak sapi perah lokal sebagian besar belum memiliki kemampuan dalam praktik peternakan yang baik, belum melakukan investasi pada infrastruktur, serta belum memiliki sarana produksi ternak yang berkualitas baik.

Produksi susu lokal dihasilkan oleh 584.000 ekor sapi dengan 40 sampai 50% populasi sapi merupakan sapi produktif dan didominasi oleh peternak rakyat dengan kepemilikan 2-3 ekor sapi per peternak produktif.

Kementerian Pertanian telah mengindikasikan adanya penurunan produksi susu sejak 2019-2020 menjadi 947.685 ton pada tahun 2020. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan nasional, meningkatkan penghidupan para peternak sapi perah skala kecil dan memenuhi prioritas nasional dalam memerangi stunting, pemerintah telah menetapkan target untuk sektor susu dengan meningkatkan populasi sapi perah, produktivitas, kualitas susu, membuka akses pembiayaan, dan membangun kemitraan di industri.

Ratih Anggraeni, Head of Climate & Stewardship Danone Indonesia menegaskan, dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, peternak sapi perah lokal memiliki potensi yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan susu nasional.

"Danone berkomitmen untuk menjadikan susu sebagai pangan bernutrisi yang mudah dijangkau masyarakat, hal ini dapat tercapai dengan berbagai upaya dan adaptasi yang berfokus pada pengembangan peternak dan koperasi susu lokal juga inovasi dalam pemeliharaan sapi," ujar Ratih.

Di Indonesia, peternak sapi perah lokal menghadapi tantangan berupa rendahnya produktivitas ternak, terbatasnya pengetahuan tentang Praktik Peternakan Sapi Perah yang Baik, terbatasnya akses terhadap pembiayaan untuk membeli dan meningkatkan kualitas sarana produksi ternak serta terbatasnya akses terhadap praktik dan teknologi pengelolaan limbah. Faktor lain yang menjadi tantangan adalah produksi susu yang menurun akibat adanya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang berdampak pada kematian sapi dan produksi susu menurun hingga 40%.

Yayasan Rumah Energi (YRE), Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), Danone Ecosystem dan PRISMA sejak tahun 2023 telah menjalankan program kolaborasi Local Milk Sourcing (LMS) yang menyasar peternak lokal dan koperasi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Program LMS memiliki beberapa sasaran spesifik, di antaranya, meningkatkan kapasitas dan pengetahuan bagi koperasi dan peternak dalam praktik peternakan yang baik dan peningkatan bisnis susu, penguatan infrastruktur untuk memperkuat pengelolaan usaha susu segar, pencatatan digital terkait susu, ternak dan kesehatan hewan, uji coba dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas, dan peningkatan kualitas kerja peternak; sertapPeningkatan pengelolaan lingkungan bagi peternak sapi perah skala kecil melalui biogas untuk mengurangi limbah kotoran ternak dan emisi metana.

Sumanda Tondang, Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi menjelaskan, sejak dimulainya proyek pada Januari 2023, LMS telah melakukan intervensi pada penerapan Praktik Peternakan Sapi Perah yang Baik atau Good Dairy Farming Practices.

"Melalui program LMS ini kami memberikan pelatihan dan pendampingan intensif kepada peternak sapi perah lokal untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan,” ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya