Asal Usul Tari Piring Sumatra Barat, Penuh Makna dan Mendalam

Para penari menari sambil membawa piring berisi sesaji, mengayunkannya dengan gerakan dinamis yang penuh makna spiritual

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Jul 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 06:00 WIB
Asal Usul Tari Piring Sumatra Barat, Penuh Makna dan Mendalam
Anak-anak di Kampung Berseri Astra Jorong Tabek menampilkan kesenian tari piring dalam acara Festival Kampung Berseri Astra bertema Pendidikan Kecakapan Hidup Melalui Kearifan Lokal di Kabupaten Solok, Sumatra Barat (28/4/2019). (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta - Tari ini berasal dari daerah Solok Sumatera Barat, namun dimasa kini tari tersebut bisa dijumpai hampir diseluruh Sumatera Barat bahkan daerah lainnya khususnya saat festival kebudayaan.

Tari piring ini dipopulerkan oleh Huriah Adam. Menurut sejarah, tari ini telah ada sejak abad ke-12 ketika masyarakat Minangkabau masih menganut kepercayaan terhadap dewa-dewa.

Pada masa itu, Tari Piring diperuntukkan sebagai tarian persembahan kepada dewa-dewa sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen melimpah serta perlindungan dari marabahaya.

Para penari menari sambil membawa piring berisi sesaji, mengayunkannya dengan gerakan dinamis yang penuh makna spiritual. Saat ini, tari piring dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan atau membuka upacara adat.

Menurut legenda kemunculan aslinya, Tari Piring ini berfungsi sebagai tarian dalam upacara kesuburan. Tarian ini juga merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang memiliki nilai estetika cukup tinggi dan nilai budaya leluhur yang sangat mendalam.

Terdapat sekitar 20 gerakan dalam Tari Piring yang menggambarkan proses bertani, mulai dari menyiapkan lahan hingga memanen padi. Beberapa gerakan utama antara lain gerak mencangkul, gerak menyemai, gerak menanam, dan gerak memanen.

Para penari biasanya berjumlah ganjil, antara 3 hingga 7 orang dan bisa dibawakan oleh laki-laki maupun perempuan. Mereka menari dengan piring di kedua tangan, mengayunkannya dengan keahlian tinggi agar piring tidak jatuh.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Minangkabau

Pada saat melakukan tari piring, terlihat ciri-ciri gerakan menggunakan kedua tangan penari yang memegang piring sebagai ciri khas dari tarian ini, sehingga disebut atau disebut dengan tari piring.

Tariannya tidak hanya khas pada simbal, namun juga dipadukan dengan pakaian adat khas Sumatera Barat dan musik pengiring khas lagu daerah Minangkabau.Para penari mengayunkan piring yang ada di tangannya dengan gerakan yang cepat dan teratur tanpa ada piring yang jatuh dari tangannya.

Gerakan yang dilakukan adalah silat Minangkabau atau langkah batu api. Tari Piring tidak hanya menjadi identitas budaya masyarakat Minangkabau, tetapi juga merupakan salah satu tarian yang mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional.

Bersama dengan tari Saman, Pendet, dan Jaipong, Tari Piring sering ditampilkan dalam berbagai ajang promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya