Cantik Lahir dan Batin, Simak Fundamental Secara Agama yang Harus Dimiliki

Kecantikan tidak hanya soal lahir tapi batin, aspek jasad dan ruhani atau jiwa manusia itu saling berpengaruh satu sama lain secara terus menerus.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Agu 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi bunga melati, kecantikan
Ilustrasi bunga melati, kecantikan. (Photo by Capri23auto on Pixabay)

Liputan6.com, Bandung - Cantik lahir batin sangat didambakan setiap orang. Namun yang terjadi adalah kadar kecantikan itu hanya dilihat dari secara lahiriah alias fisik tanpa ditunjang dengan perilaku yang baik. Ada juga istilah 'beauty is pain' beberapa takarir (caption) foto unggahan di media sosial yang biasanya terasosiasi dengan kegiatan mempercantik rupa.

Menurut pimpinan Majelis Percikan Iman Bandung, Dr. Aam Amirudin, M.Si, sekarang ini berbagai cara mempercantik diri diperoleh dengan olah raga maupun diet, pun dengan cara yang beresiko tinggi, seperti operasi plastik dan sedot lemak.

"Bukan tidak boleh, hanya jangan sampai keinginan mempercantik rupa, sampai mengabaikan aspek keselamatan dan mengabaikan aspek lainnya dari diri kita, yakni hati-akal, maupun jiwa kita," ujar Aam dicuplik dari laman Percikan Iman, Minggu (25/8/2028).

Aam menjelaskan sebetulnya aspek jasad dan rohani atau jiwa manusia itu saling berpengaruh satu sama lain secara terus menerus.

Aam mencontohkan dengan mengosumsi makanan enak bisa mempengaruhi suasana hati (mood). Yang tadinya stres karena pekerjaan rumah tangga kemudian mengosumsi jajanan baso, menjadi lebih segar.

Untuk kelompok bapak-bapak, Aam memisalkan yang tadinya stres karena pekerjaan kemudian meminum kopi, rasanya menjadi lebih semangat kerja.

"Pun sebaliknya, ketika jiwa kita sangat sedang sangat tertekan, misal karena hutang atau karena rugi dalam berdagang, itu bisa mengakibatkan sulit tidur. Atau ketika kita dulu menghadapi sidang akhir skripsi saking gugupnya, sebagian dari kita ada yang mengeluarkan keringat dingin, ada yang bolak-balik ke WC, bahkan ada tiba-tiba kambuh sakit maag-nya," kata Aam.

Karena jasad dan jiwa itu terhubung, Aam menuturkan maka hendaknya memerhatikan bukan hanya aspek rupa saja, tapi juga aspek lainnya.

Seperti dalam pernikahan ucap Aam, bukankah secantik-cantiknya pasangan, jika mulutnya pedas, mudah tersinggung, Anda jadi tidak betah berelasi dengannya? Bukankah, setampan-tampannya pasangan, jika dia ringan tangan atau pemalas, rumah Anda akan serasa 'neraka'?.

Namun, sebaliknya, ada pasangan yang wajahnya standar, tapi tutur katanya, sikapnya, sopan dan santun. Dia tidak mudah marah, kalau bicara selalu lembut, suka membantu, terus humoris, Anda lebih nyaman bersamanya? Justru karena itu dia jadi terlihat menawan.

"Mungkin wajahnya tidak sesempurna oppa Korea, sesempurna pangeran Arab, atau pemuda Turki, namun dia memiliki pancaran dari dalam dirinya, yang kita sebut 'inner beauty'," ungkap Aam.

Aam menerangkan tentu akan memuaskan jika seseorang dapat menjadi sosok yang 'sempurna', baik secara lahir maupun batin.

Namun, bentuk hidung, mulut, mata, pipi, warna kulit, itu ada dalam kewenangan penuh Sang Pencipta. Manusia tidak bisa memilih, dari ibu yang mana atau ayah yang mana saat kita dilahirkan.

Selama secar fungsional tidak terganggu, hendaknya seseorang berhati-hati jika muncul keinginan untuk 'menyempurnakannya' versi manusia.

 

Fundamental Secara Agama

Aam melanjutkan untuk mempercantik atau mempergagah lahir dan batin dapat dilakukan dengan berbagai upaya secara normal.

"Secara lahir kita dapat memperbaiki penampilan kita, seperti berolahraga, make-up terutama di hadapan pasangan, grooming seperti memerhatikan pakaian yang pantas, bersih, wangi atau diet. Dengan begitu jiwa akan terpuaskan, kita nyaman terhadap diri kita sendiri. Pun orang lain yang ada di dekat kita, akan merasakan manfaatnya," tutur Aam.

Sebaliknya, untuk mempercantik sisi jiwa seseorang dengan ragam ibadah, terutama salat dan puasa. Juga dengan membaca Alquran dengan begitu, penampilan seseorang yang sudah bagus, akan kian mempesona karena ahlak yang sudah baik.

Aam mengatakan ada lima fundamental yang dapat diupayakan agar lahir dan batin seseorang glow up.

Pertama, memperhatikan kebersihan. Sebagaimana kita ketahui bersama, Islam sangat memperhatikan kebersihan.

"Rasulullah Saw, bahkan mensunahkan kita bersiwak (menggosok gigi) setiap menjelang salat sebagai tambahan wudu. Pun, beliau juga menganjurkan kita untuk senantiasa mencuci tangan, terutama saat akan makan, dan juga saat baru bangun tidur," ungkap Aam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( لَوْلاَ أنْ أشُقَّ عَلَى أُمَّتِي – أَوْ عَلَى النَّاسِ – لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ )) متفقٌ عَلَيْهِ .

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, 'Seandainya tidak memberatkan umatku—atau tidak memberatkan manusia—, aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali shalat'." (Muttafaqun ‘alaih) (HR. Bukhari, no. 887 dan Muslim, no. 452).

وعن حُذَيْفَةَ – رضي الله عنه – ، قَالَ : كَانَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – إِذَا قَامَ مِن النَّومِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

"Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, 'Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambangun malam, beliau menggosok mulutnya dengan siwak'." (Muttafaqun ‘alaih) (HR. Bukhari, no. 889 dan Muslim, no. 255).

"Secara penampilan, kesehatan dan kerapian gigi merupakan penunjang yang amat mendasar dalam membentuk wajah kita," jelas Aam.

Seseorang pun akan lebih percaya diri saat giginya rapi dan bersih. Begitu pula orang-orang sekitar akan nyaman saat berbincang atau berinteraksi dengan kita.

Setelah itu, bersiwak dan mencuci tangan diasosikan dengan salat. Sedang salat adalah sarana untuk kita beribadah sekaligus sarana untuk memperbaiki ahlak kita.

"Dengan salat, jiwa kita akan lebih tenang sehingga kita lebih siap menghadapi ragam aksi yang ada di lingkungannya, baik relasi dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain," kata Aam.

Dalam Quran, surat Ar-Ra’d ayat 28, Allah Swt befirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingat, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram."

Dzikir dalam surat Ar-Ra’d itu termasuk di dalamnya salat, bahkan salat merupakan cara mengingat Allah Swt yang paling utama.

Hal Itu sebut Aam, karena salat menggabungkan antara memuji Allah Swt membaca Quran dan doa sekaligus. Sebagaimana tertuang dalam Quran, surat Thaha ayat 14, Allah Swt berfirman:

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat-Ku."

"Wudu dan salat, merupakan sarana utama untuk meng-glow up-kan lahir batin kita. Lewat wudu, membersihkan gigi, mencuci tangan, anggota badan kita dibersihkan, jiwa kita disucikan dari dosa-dosa kecil. Setelah itu, disempurnakan dengan salat yang 'berkhasiat' mempercantik ahlak kita dengan mensucikan jiwa kita," tukas Aam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya