Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mulai menginventarisasi yang bersumber dari masukan para pedagang yang berjualan di Pasar Besar Malang menjelang pelaksanaan rencana proses rehabilitasi bangunan.
Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan mengatakan, sejumlah persoalan yang muncul di Pasar Besar Malang, seperti banjir, kebocoran, pengolahan limbah, hingga penerangan, kerap dihadapi para pedagang.
"Kami lihat ini sudah selayaknya harus dioptimalkan untuk direhabilitasi atau dibangun yang sekarang dalam tahap penjajakan," kata Iwan, Selasa (2/8/2024).
Advertisement
Iwan menyatakan, pelaksanaan rehabilitasi kondisi Pasar Besar Malang yang berada di wilayah Kecamatan Klojen itu, memang sudah masuk dalam rencana pemkot Malang sejak lama. Namun, hal itu masih belum terealisasi lantaran terbentur anggaran.
Berdasarkan detail engineering design (DED) feasibility study (FS) yang sudah disusun, anggaran rehabilitasi Pasar Besar Malang berkisar antara Rp400 hingga Rp500 miliar.
"Dengan angka itu, kami perlu usaha yang besar, siapkan dulu materinya baru dikomunikasikan. Untuk langkah konkret saat ini mengusulkan ke pemerintah pusat maupun provinsi," ujarnya.
Pemkot Malang pun berupaya supaya proses perbaikan Pasar Besar bisa menjadi prioritas pemerintah provinsi dan pusat.
"Semoga Januari atau sampai Desember 2025, sudah ter-ploting di 2026. Artinya sudah diyakinkan bahwa alokasi untuk ini ada. Itu juga menjadi prioritas," kata dia.
Pemkot setempat tidak hanya fokus di satu lokasi, tetapi juga memperhatikan kondisi dia pasar lain, yakni Pasar Blimbing dan Pasar Gadang.
Proses relokasi pedagang ketika proyek ini berjalan akan dikoordinasikan lebih lanjut sehingga tidak mengganggu kegiatan proyek dan perdagangan.
Sejarah Pasar Besar Malang
Pasar Besar Kota Malang berasa di Jalan Pasar Besar, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang. Pasar dibangun pada jaman penjajah Hindia Belanda pada tahun 1914, Pasar Besar selalu tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan sebagai pusat perdagangan maka pada tahun 1938 dan 1973 diadakan renovasi. Pada tahun 1985 terjadi musibah kebakaran pada bagian dalam timur, pada tahun tersebut bagian yang terbakar diganti dengan bangunan kerangka besi dan atap asbes gelombang.
Advertisement