Mengenal Makna Sedulur Papat, Kalima Pancer, ala Gus Muwafiq

Istilah Sedulur Papat Kalima Pancer mungkin pernah kita dengar. Entah dari Youtube ataupun kakek nenek kita. Ternyata jika memahami istilah tersebut, dipercaya dapat membuat hidup tenteram.

oleh Ardi Munthe diperbarui 09 Okt 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2024, 03:00 WIB
Gus Muwafiq. Foto: (Istimewa).
Gus Muwafiq. Foto: (Istimewa).

Liputan6.com, Lampung - Kyai karismatik berambut gondrong, Gus Muwafiq atau KH. Ahmad Muwafiq merupakan pendakwah yang sangat digemari oleh para jamaahnya. Pemaparan yang ringan, lucu, lugas dan berisi membuat pendengar mudah mengerti ilmu yang disampaikan.

Gus Muwafiq kerap mengungkap sejarah zaman dahulu kala, mulai sejarah peradaban bangsa, sejarah tanah Jawa hingga sejarah dunia. Tentunya juga yang berkaitan dengan norma agama Islam.

Dalam satu kesempatan Gus Muwafiq mengungkap tentang satu sejarah atau kepercayaan orang Jawa yaitu yang dikenal dengan istilah Sedulur papat Kalima Pancer.

Penuturan Sedulur Papat Kalima Pancer menurut Gus Muwafiq ini dilansir Liputan6.com dari kanal YouTube ngaji id.

Sedulur Papat Kalima Pancer menurut bahasa Indonesia adalah Saudara empat kelima Pancer. Menurut Gus Muwafiq, orang hidup itu harus mengerti tentang barang empat kelima Pancer tersebut.

Sedulur Papat Kelima Pancer sendiri menurut Gus Muwafiq adalah temannya atau saudaranya nyawa yang turun ke dunia.

"Wong urip kudu biso moco barang papat. Barang papat iku nopo?, kancane nyowo sing medun teng alam dunyo," ucap Gus Muwafiq kepada jemaah.

Artinya, manusia hidup, harus bisa mengerti barang empat, barang empat itu apa? yaitu saudaranya nyawa yang turun ke dunia.

Sedulur Papat Kelima Pancer ini menurut Gus Muwafiq mempunyai dua jalan yang berlawanan yaitu jalan kanan dan jalan kiri. Jalan kanan diartikan jalan yang benar, dengan mengikuti jalan yaitu meminta segala sesuatu hanya kepada Allah SWT.

Dan yang kedua jalan kiri, yang merupakan jalan salah, di mana meminta kepada selain Allah atau musyrik. Gus Muwafiq juga mencontohkan dua jalan yang berlawanan tersebut.

"Papat limo pancer, pancer pengen bojo ayu, Iso nganggo dalan tengen mocone ya Rahman ya Rahim, Pitung dino Pitung bengi Poso... I love You," kata Gus Muwafiq mengibaratkan.

Artinya, Saudara empat lima pancer, Pancer ingin istri cantik, bisa pakai jalan kanan yaitu baca Ya Rohman Ya Rohiim tujuh hari tujuh malam.

"Ora gelem nganggo dulur tengen nganggo dulur sing kiwo, sun amatek aji ajiku jaran goyang," ujar Gus Muwafiq

Artinya, Bila tidak mau memakai jalan kanan pakai saudara yang kiri, saya baca aji ajiku jaran goyang.

"Pengen kuat? Niku dalan tengen sing diwoco la Haula wala Quwata illa Billah," urai Gus Muwafiq.

Artinya, "Ingin kuat? Itu jalan kanan yang dibaca La Haula wala Quwata illa Billah".

"Dulur kiwo... Sun amatek aji aji ku Bandung Bondowoso" ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Saudara kiri... Aku membaca, aji.. ajiku Bandung Bondowoso.

"Pengen sugih? nek dalan tengen ya fatahu ya Rozaq, sholat Dhuha, Moco waqiah Arrohman," ucap Gus Muwafiq.

Artinya, ingin kaya? kalau jalan kanan membaca Ya Fatahu Ya Rozaq, Sholat Dhuha, Baca Waqiah dan Arrohman.

"Nek Ra gelem tengan nganggo kiwo, gawa pitik cemani Munggah gunung Kawi" ucap Gus Muwafiq disambut gelak tawa jemaah. Artinya, Kalau tidak mau kanan pakai jalan kiri, bawa ayam cemani naik gunung kawi.

Demikianlah pengertian sedulur papat lima pancer versi Gus Muwafiq. Kita sebagai umat akhir zaman, perlu juga memahami tentang pedoman-pedoman yang bisa menjadi tuntunan hidup. Di samping, hal itu juga menambah pengetahuan. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya