Datangi Pos Siskamling, Polisi Rokan Hulu Ajak Tukang Ronda Wujudkan Pilkada Damai

Personel Polres Rokan Hulu mengajak petugas ronda di pos Siskamling menjaga keamanan untuk mewujudkan Pilkada damai.

oleh M Syukur diperbarui 18 Okt 2024, 22:13 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 22:13 WIB
Personel Polres Rokan Hulu sosialisasi menjaga keamanan dan ketertiban untuk wujudkan Pilkada damai.
Personel Polres Rokan Hulu sosialisasi menjaga keamanan dan ketertiban untuk wujudkan Pilkada damai. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sosialisasi mewujudkan kedamaian selama tahapan Pilkada 2024 berlangsung tidak hanya dilakukan Polres Rokan Hulu ke aula, pendopo ataupun gedung. Pos sistem keamanan keliling (Siskamling) juga menjadi sarana mengampanyekan Pilkada damai.

Seperti yang dilakukan personel Satuan Binmas Polres Rokan Hulu dalam Operasi Mantap Praja Lancang Kuning di Desa Pasir Maju. Operasi ini sebagai pendingin atau colling system agar situasi keamanan serta ketertiban masyarakat tetap sejuk.

Polisi mengajak sekretaris desa setempat turun dan menemui warga sekaligus patroli malam. Petugas Siskamling juga turut serta membawa pesan partisipasi politik untuk kemajuan demokrasi di Indonesia.

Kapolres Rokan Hulu AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kasat Binmas Iptu Sintong Panjaitan menjelaskan, kegiatan berlangsung pada Kamis malam, 17 Oktober 2024. Polisi, warga dan petugas berbincang di pos Siskamling membahas cara-cara mewujudkan keamanan.

"Dengan terjaganya keamanan, maka Pilkada Rohul bisa terlaksana dengan baik," kata Sintong, Jumat siang, 18 Oktober 2024.

Seperti biasa, kepolisian mengajak masyarakat berperan aktif selama Pilkada serentak. Warga diimbau datang ke tempat pemungutan suara pada 27 November memilih calon kepala daerah sesuai hati nurani.

"Bukan karena uang memilih, ingat satu suara itu berharga bagi daerah, pilihlah sesuai dengan hati nurani serta melihat visi misi untuk Rokan Hulu makin baik," kata Sintong.

Kepolisian tidak melarang warga yang tidak terikat aturan netralitas menjadi simpatisan ataupun tim sukses. Yang tidak boleh adalah memakai politik identitas, menyinggung suku, agama ataupun memaksakan kehendak kepada orang yang berbeda pilihan.

"Tetap menjaga persatuan, pilihan boleh berbeda, tetapi menjaga persatuan, kerukunan dan keutuhan bangsa yang paling penting," kata Sintong.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya