Liputan6.com, Yogyakarta - Panggung Krapyak yang dibangun pada tahun 1760 di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana I, masih berdiri kokoh di Jalan Kyai Haji Ali Maksum, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Bangunan berbentuk kubus yang terletak 5 kilometer ke arah selatan dari Titik 0 Km Yogyakarta ini memiliki nilai historis sebagai pos pengintaian hewan buruan bagi keluarga kerajaan.
Selain berfungsi sebagai tempat berburu rusa atau menjangan, bangunan ini juga berperan sebagai benteng untuk mencegah masuknya hewan buas ke wilayah keraton. Masyarakat sekitar sering menyebut bangunan ini sebagai Kandang Menjangan karena fungsinya yang berkaitan dengan perburuan hewan tersebut.
Sebuah kursi tunggal yang ditempatkan tepat di tengah bangunan pada awal tahun 2023 menjadi daya tarik baru Panggung Krapyak. Menurut Kepala Dukuh Krapyak Kulon Siwi Januarto, sebelum penempatan kursi tersebut, tidak ada satu pun perabot di dalam bangunan bersejarah ini.
Advertisement
Baca Juga
Menurut warga sekitar, fungsi kursi tersebut masih belum jelas, meski ada yang menyebutkan untuk keperluan caos dhahar atau menyiapkan makanan. Keberadaan kursi misterius ini justru menambah daya tarik Panggung Krapyak sebagai destinasi wisata sejarah yang memamerkan keindahan arsitektur klasik Kesultanan Mataram.
Pengunjung dapat mengamati interior bangunan bersejarah ini melalui pintu atau jendela yang dilengkapi pagar besi. Panggung Krapyak tidak hanya menjadi saksi sejarah perburuan kerajaan, tetapi juga merupakan bukti kejayaan arsitektur Kesultanan Mataram yang tetap terpelihara hingga saat ini.
Dengan arsitektur khas Jawa yang kokoh, Panggung Krapyak kini menjadi daya tarik wisata sejarah yang menarik. Selain itu, lokasinya yang strategis dalam sumbu filosofi Yogyakarta membuatnya menjadi titik penting dalam pemahaman tata ruang dan nilai-nilai budaya kota ini.
Â
Penulis: Ade Yofi Faidzun