Debat Pilgub Sumsel, Paslon Apresiasi Media dan Bahas Kondisi Kumuh JSC Palembang

Debat terakhir paslon Pilgub Sumsel diwarnai saling sindir kondisi kumuh di Sumsel hingga mengapresiasi awak media.

oleh Nefri Inge diperbarui 22 Nov 2024, 20:27 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 20:27 WIB
Debat Pilgub Sumsel, Paslon Apresiasi Media dan Bahas Kondisi Kumuh JSC Palembang
Paslon Pilgub Sumsel Mawardi Yahya - Anita Noeringhati (Matahati) mengapresiasi para awak media yang menemani perjalanan mereka menuju pencoblosan (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tiga orang pasangan calon (paslon) Pemilihan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) mengikuti debat publik terakhir yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel.

Ketiga paslon Pilgub Sumsel adalah Herman Deru-Cik Ujang di nomor urut 1, Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia di nomor urut 2 dan Mawardi Yahya-Anita Noeringhati di nomor urut 3.

Debat publik Pilgub Sumsel diramaikan dengan para tim sukses (timses) dari tiap paslon, dengan iringan yel-yel masing-masing yang menyemarakkan pembukaan debat, di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Kamis (21/11/2024).

Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan nomor urut tiga, Mawardi Yahya dan Anita Noeringhati, menutup debat publik terakhir dengan pesan yang menyentuh hati.

Ada yang menarik dalam penutupan debat Pilgub Sumsel tersebut. Paslon Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (Matahati) meminta maaf serta memberikan apresiasi ke banyak pihak, termasuk ke kedua paslon rivalnya.

Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumsel Anita Noeringhati memberikan penghargaan khusus kepada kelompok rentan dan kaum disabilitas. Tak lupa dia juga mengapresiasi jurnalis yang telah setia mengiringi perjalanan kampanye mereka.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kaum perempuan, kelompok rentan, dan penyandang disabilitas. Tak lupa, penghargaan juga kami berikan kepada penyelenggara, aparat keamanan, rekan-rekan media, dan para jurnalis yang telah membersamai kami hingga titik ini,” ujarnya.

Menurutnya, Sumsel harus menjadi daerah yang bebas kesenjangan sosial dan sejajar dengan provinsi-provinsi lain. Serta membangun masyarakat yang sejahtera dan bersama-sama meraih masa depan lima tahun ke depan.

Lain lagi dengan Calon Gubernur (Cagub) Pilgub Sumsel nomor urut 2 Eddy Santana Putra, yang menyindir keras Cagub Sumsel nomor urut 1 Herman Deru.

Sebagai Gubernur Sumsel 2018-2023, Herman Deru disebut sudah mengabaikan kawasan kumuh di Sumsel, terutama di daerah Jakabaring Sport City (JSC) Palembang. Di mana, JSC Palembang menjadi lokasi Asian Games di era kepemimpinan Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

 

JSC Terbengkalai

Debat Pilgub Sumsel, Paslon Apresiasi Media dan Bahas Kondisi Kumuh JSC Palembang
Ketiga paslon Pilgub Sumsel ikut debat publik terakhir di Hotel Aryaduta Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Mantan Wali Kota (Wako) Palembang Eddy Santana Putra menuduh, Herman Deru tidak memperdulikan kondisi JSC Palembang yang kini terlihat terbengkalai.

"JSC sekarang terlihat kumuh, tidak ada pemeliharaannya, kondisi wisma atlet juga parah. Venue dayung juga tidak dipakai lagi, padahal dibangun dengan dana ratusan miliar, tapi sekarang jadi kumuh,” katanya.

Apalagi dia menuding Herman Deru menyerahkan pengelolaan JSC Palembang ke pihak ketiga saat menjabat jadi Gubernur Sumsel, sehingga kurangnya penataan JSC Palembang.

Namun mantan Gubernur Sumsel Herman Deru membantah sudah mengabaikan JSC Palembang. Karena selama masa kepemimpinannya, JSC Palembang diklaimnya terawat.

"Saya tinggalkan jabatan gubernur satu tahun lebih. Di era saya, tak ada kelihan. Jadi satu tahun ini yang harus dipertanyakan,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya