Dua Fenomena Alam Ekstrem, Salju di Gurun Arab dan Gunung Fuji Tanpa Salju

Ilmuwari seluruh dunia kini tengah fokus mengamati pergeseran pola cuaca yang semakin tidak terduga.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Des 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2024, 01:00 WIB
Pertama Kali dalam 130 Tahun, Gunung Fuji Telat Bersalju
Sebuah penanda dengan foto Gunung Fuji dengan puncak yang tertutup salju terlihat di sebuah titik pandang berlatar belakang puncak Gunung Fuji yang tidak tertutup salju di Gotemba, prefektur Shizuoka, Jepang pada tanggal 31 Oktober 2024. (Yuichi YAMAZAKI/AFP)

Liputan6.com, Yogyakarta - Perubahan iklim global terus menciptakan fenomena spektakuler yang menantang pemahaman ilmiah kita. Setiap peristiwa cuaca ekstrem membuka jendela baru untuk memahami kompleksitas sistem atmosfer planet.

Ilmuwari seluruh dunia kini tengah fokus mengamati pergeseran pola cuaca yang semakin tidak terduga. Mengutip dari berbagai sumber, kedua peristiwa alam berikut menjadi bukti nyata betapa dinamis dan rumitnya sistem iklim bumi saat ini:

1. Salju di Gurun Al Jawf di Arab

Baru-baruini mengalami fenomena langka berupa turunnya salju. Kejadian ini terjadi akibat tekanan rendah di laut Arab yang membawa gelombang udara dengan uap air yang bertabrakan dengan suhu panas gurun.

Sistem cuaca kompleks ini menghasilkan guntur, hujan es, dan salju di wilayah yang biasanya sangat panas. Para ahli iklim mencatat bahwa fenomena cuaca tidak biasa ini dapat meningkat frekuensinya karena perubahan kondisi atmosfer global.

Mekanisme terjadinya salju di gurun melibatkan interaksi rumit antara sistem tekanan udara dan suhu ekstrem. Meskipun jarang terjadi, peristiwa semacam ini bukan hal baru di wilayah gurun di seluruh dunia.

2. First Time Puncak Gunung Fuji Tidak Ada Salju

Gunung Fuji di Jepang mengalami periode tanpa salju terlama dalam 130 tahun terakhir. Biasanya salju pertama turun pada 2 Oktober, namun tahun ini belum ada salju yang menutupi puncak gunung bersejarah tersebut.

Catatan historis menunjukkan bahwa periode sebelumnya tanpa salju tercatat pada 26 Oktober 1955 dan 2016. Kondisi cuaca yang hangat menjadi penyebab utama tertundanya pembentukan salju di puncak gunung berapi terkenal ini.

Perubahan pola cuaca ini menjadi perhatian para peneliti iklim dan geologis. Fenomena ini menandakan perubahan signifikan dalam kondisi iklim di sekitar Gunung Fuji.

Menurut para peneliti di Jepang, kedua fenomena alam ini menggambarkan perubahan iklim global yang semakin nyata. Pergeseran pola cuaca ekstrem menjadi indikator penting dalam memahami transformasi lingkungan yang sedang terjadi.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya