Arsjad Rasjid Bertemu Paus Fransiskus, Bahas Apa?

Keterlibatan 5P Global Movement dalam Human Economic Forum menjadi bukti nyata peran Indonesia dalam komitmen global untuk menjawab tantangan dunia modern melalui kolaborasi lintas sektor, sekaligus memperkuat pesan penting bahwa kemajuan ekonomi harus selaras dengan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.

oleh Tim Regional diperbarui 14 Des 2024, 00:45 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 19:19 WIB
Arsjad Rasjid
Arsjad Rasjid bertemu Paus Fransiskus

Liputan6.com, Jakarta - 5P Global Movement, sebuah inisiatif yang bertujuan menciptakan dunia yang lebih inklusif, harmonis dan berkelanjutan akhirnya menghadiri Human Economic Forum yang digelar di Vatikan. Menghadirkan pemimpin global, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, forum ini mendiskusikan kemajuan ekonomi yang tidak mengorbankan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.

Kesempatan ini sekaligus menjadi platform untuk mengintegrasikan teknologi, ekonomi dan sosial dalam solusi yang inklusif dan berkeadilan.Arsjad Rasjid, Co-Founder 5P Global Movement, menyampaikan peran penting 5P dalam mendukung agenda forum ini.

“5P berdiri di atas lima pilar utama : Peace, Prosperity, People, Planet dan Partnership. Melalui partisipasi di Human Economic Forum, kami menegaskan komitmen untuk mendorong kolaborasi global demi menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis pada nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Arsjad dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (13/12).

Forum ini diwarnai oleh berbagai agenda penting, termasuk audiensi dengan Paus Fransiskus yang secara simbolis menyalakan lilin SDGs untuk tujuan 16 : Perdamaian, Keadilan dan Institusi yang Kuat, sebagai seruan untuk dunia yang lebih damai dan adil.

Selain itu, diluncurkan juga rancangan dokumen Social Taxonomy yang akan diajukan ke Uni Eropa untuk melengkapi Green Deal. Forum ini turut mengingatkan pada Istiqlal Declaration yang baru-baru ini ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal di Indonesia.

Dalam deklarasi tersebut, kedua pemimpin agama sepakat bahwa dunia tengah menghadapi dua krisis besar, termasuk dehumanisasi yang tercermin dalam semakin melemahnya penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) terutama hak anak yang semakin terpinggirkan.

Ditengah kemajuan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), institusi yang seharusnya menyelesaikan masalah ini justru memerlukan evaluasi dan pembaruan. Dunia harus berpikir ulang tentang multi-lateralisme dan peran institusi-institusi besar dalam menciptakan solusi yang adil dan manusiawi.

Sebagai bagian dari kontribusinya untuk hak anak, 5P Global Movement juga memperkenalkan 5P Kids Platform, sebuah inisiatif yang mendukung implementasi Konvensi Hak Anak di berbagai negara, termasuk membantu anak-anak korban perang dari Ukraina dan Palestina.

Keterlibatan 5P Global Movement dalam Human Economic Forum menjadi bukti nyata peran Indonesia dalam komitmen global untuk menjawab tantangan dunia modern melalui kolaborasi lintas sektor, sekaligus memperkuat pesan penting bahwa kemajuan ekonomi harus selaras dengan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya