Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok ilmuwan tengah merencanakan penanaman pohon di Mars. Jika misi ini berhasil, ini akan menjadi pohon pertama yang tumbuh di Mars.
Rencana ini dikemukakan oleh Robert Olszewski, seorang profesor di Warsaw University of Technology di Polandia. Dikutip dari laman Space pada Rabu (06/11/2024), Olszewski mempelajari keseimbangan energi di permukaan Planet Mars, seperti pengangkutan panas melalui sirkulasi atmosfer dan pertukaran panas dengan bawah permukaan.
Menurut penelitiannya, pohon bisa tumbuh di Mars jika suhu meningkat sehingga diperlukan banyak karbon dioksida (CO2). Penelitian yang dilakukannya bersama tim berfokus pada suhu, karena hal ini merupakan variabel mendasar yang mengontrol siklus CO2 dan pembentukan air.
Advertisement
Baca Juga
Mereka menggunakan data suhu dan tekanan dari pendaratan Viking, wahana antariksa yang pernah mendarat di Mars pada 1976. Suhu di Mars harus lebih tinggi beberapa puluh derajat untuk menumbuhkan pohon, sedangkan fluktuasi diurnal di planet merah harus jauh lebih rendah.
Fluktuasi diurnal adalah perubahan suhu permukaan planet yang terjadi selama siang dan malam. Olszewski juga menambahkan, diperlukan musim tanam setidaknya selama 110 sol (hari Mars) agar pohon dapat tumbuh.
Mars memiliki waktu yang lebih lama dibandingkan bumi. Satu sol atau satu hari Mars berlangsung selama 24 jam, 37 menit, dan 22 detik.
Para peneliti telah mengamati bahwa banyak pohon dengan ketinggian yang luar biasa tumbuh di daerah tropis yang dipengaruhi oleh panas ekuator. Mars memiliki penyimpangan orbit yang relatif besar, hal ini membuat bagian selatan dari planet tersebut, yaitu Cekungan Hellas, memiliki musim panas yang cenderung hangat.
Musim panas di planet Mars ini juga berlangsung lama, karena periode orbit Mars adalah 1,9 tahun bumi. Oleh karena itu, musim panas di bagian selatan yang hangat dan panjang menjadi waktu yang tepat untuk menanam pepohonan.
Tanaman yang Dapat Tumbuh di Mars
Penelitian yang dilakukan Chinese Academy of Sciences menemukan, tanaman lumut jenis Syntrichia caninervis mampu tumbuh di planet Mars. Selama ini, tanaman Syntrichia caninervis tumbuh subur di wilayah dengan kondisi ekstrem, seperti dataran tinggi Tebet, gurun Mojave, dan Antartika.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal peer-review The Innovation Juli 2024 lalu menemukan, tanaman sejenis lumut tersebut mampu tumbuh dengan cepat ketika dihidrasi ulang setelah kehilangan hampir semua air di dalam selnya. Penambahan sedikit air pada tanaman tersebut bisa membuat lumut itu tumbuh kembali hanya dalam hitungan detik.
Setelah itu, tanaman Syntrichia caninervis akan melakukan aktivitas fotosintesis, serta mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dan karbohidrat yang penting bagi kelangsungan hidup. Selain memproduksi oksigen melalui fotosintesis, Syntrichia caninervis juga bisa memfasilitasi pembentukan tanah di Mars, serta mendorong proses atmosfer geologi dan ekologi yang diperlukan untuk tanaman atau hewan.
Pakar lumut di University of Florid, Amerika Serikat, Prof Stuart McDaniel mengatakan, temuan tanaman yang bisa tumbuh di Mars itu merupakan bagian penting dari misi luar angkasa. Kendati demikian, penelitian itu tidak mengonfirmasi apakah lumut tersebut sudah pasti dapat bertahan hidup di planet Mars.
Studi itu hanya menunjukkan bahwa tanaman tersebut mampu bertahan saat ditempatkan di dalam freezer dengan suhu minus 80 derajat celsius selama 3-5 hari. Syntrichia caninervis juga mampu bertahan hidup saat disimpan di dalam tangki penyimpanan nitrogen cair dengan suhu minus 196 derajat celsius selama 15-30 hari, sebelum akhirnya dipindahkan ke pasir steril untuk pemulihan.
Menariknya, tanaman tersebut mampu pulih dengan cepat, meski terpapar radiasi yang pasti akan ditemui di Mars. Temuan ini menawarkan harapan untuk menjadikan planet merah sebagai tempat yang layak huni bagi umat manusia di masa depan.
Advertisement
Penelitian Lebih Lanjut
Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk sampai pada kesimpulan bahwa planet Mars bisa dihuni manusia. Ahli biologi sel dari Institut Ekologi dan Geografi juga menyebut tanaman Syntrichia caninervis dapat bertahan hidup selama satu minggu di Mars, sebagaimana simulasi yang sudah dilakukannya.
Dirinya sudah meneliti tanaman tersebut selama 2 dekade. Padahal, sebagian besar tanaman akan mati jika kehilangan 30 persen air dalam selnya.
Lumut Syntrichia caninervis dapat tumbuh subur di bawah es pada musim dingin. Bahkan, lumut itu masih tetap hidup setelah diletakkan ke dalam freezer dan tangki nitrogen cair selama beberapa hari.
Penelitian inimembuktikan, lumut dapat beregenerasi dalam kondisi pertumbuhan normal setelah menghabiskan waktu selama 5 tahun pada suhu -80 derajat Celcius dan 30 hari pada suhu -196 Celcius. Peneliti juga membawa beberapa sampel lumut ke kabin simulasi di Pusat Sains Antariksa Nasional di Beijing untuk menguji kemampuannya bertahan hidup dalam kondisi seperti di Mars.
Simulator diatur pada komposisi udara 95 persen karbon dioksida dengan kisaran suhu antara -60 dan 20 Celsius, serta tingkat radiasi yang mirip dengan permukaan Mars. Mereka menanam tumbuhan tersebut di preplika tanah yang ditemukan di Mars.
Hasilnya, tanaman lumut kering itu pulih sepenuhnya dalam waktu 30 hari setelah terpapar kondisi Mars selama 1-7 hari. Tanaman terhidrasi yang terpapar simulator selama satu hari juga selamat, tetapi beregenerasi lebih lambat.
(Tifani)