Kisah Inspiratif Siswa SMA di NTT Ciptakan Mobil Listrik Ramah Lingkungan

Mobil listrik ini, kata Siprianus, menggunakan sistem operasi sederhana dengan pedal gas dan rem, sehingga ramah lingkungan dan hemat energi

oleh Ola Keda diperbarui 15 Des 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 15 Des 2024, 05:30 WIB
Siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sejarah sebagai sekolah menengah pertama yang berhasil merakit mobil listrik.
Siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sejarah sebagai sekolah menengah pertama yang berhasil merakit mobil listrik.

Liputan6.com, Timor Tengah Selatan - Siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sejarah sebagai sekolah menengah pertama yang berhasil merakit mobil listrik.

Kreativitas dan inovasi siswa ini dipajang di acara gebyar SMK dan pameran produk SMA 2024.

Kepala Sekolah SMA Swasta PGRI Plus Mnelalete, Siprianus Liem mengatakan, proyek ini melibatkan siswa dari kelas X hingga XII. L

"Mobil ini hasil karya siswa, tetapi ada bimbingan dari pengajar," ujar Siprianus.

Menurut dia, proses perakitan mobil memakan waktu hingga satu setengah tahun, mulai dari pembuatan rangka atau sasis hingga bodi mobil.

"Hingga kini, mobil ini kami anggap masih 90 persen, karena memang belum sepenuhnya selesai atau rampung," jelas Siprianus.

Dia menjelaskan, kesulitan yang mereka hadapi ketika merakit mobil terletak pada pengadaan baterai, yang membutuhkan biaya hingga ratusan juta rupiah.

"Tetapi berkat dukungan dari Dinas Pendidikan NTT dan BPMP NTT, maka kami akhirnya mendapat sumbangan baterai ini," terangnya.

Mobil listrik ini, kata Siprianus, menggunakan sistem operasi sederhana dengan pedal gas dan rem, sehingga ramah lingkungan dan hemat energi.

Selain itu dilengkapi dua tuas penggerak, yakni elektronik dan manual, sehingga mobil ini menawarkan dua mode kecepatan, yaitu "low" (satu banding sepuluh) dan "high" (satu banding dua puluh).

"Keunggulan mobil ini adalah penggunaan baterai sebagai bahan bakar, yang dapat diisi ulang tanpa emisi karbon," jelas Siprianus.

Dia menyebut, SMA Swasta PGRI Plus Mnelalete menjadi sekolah pertama di Nusa Tenggara Timur yang berhasil merakit mobil listrik. "Mobil ini pertama kali di NTT, baik di tingkat SMA dan SMK," terangnya.

Selain program otomotif, SMA Swasta PGRI Plus Mnelalete juga memiliki dua program unggulan lain, yakni multimedia dan teknik komputer jaringan.

"Kami berencana memproduksi lebih banyak unit ke depan, dengan menambahkan inovasi baru. Kami ingin menunjukkan bahwa semua yang kita pikirkan bisa diwujudkan," jelas Siprianus.

Sebagai bukti prestasi di bidang pendidikan, sekolah ini pernah meraih juara kedua dalam olimpiade multimedia tingkat nasional di Palembang.

"Waktu buka program multimedia pertama, kami langsung ikut olimpiade tingkat nasional di Palembang, dan waktu itu kami juara 2 se-Indonesia," tandasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Persembahan di HUT NTT

Siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sejarah sebagai sekolah menengah pertama yang berhasil merakit mobil listrik.
Siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sejarah sebagai sekolah menengah pertama yang berhasil merakit mobil listrik.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambros Kodo mengatakan, mobil hasil karya siswa SMA PGRI itu akan menjadi salah satu persembahan spesial di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) NTT ke-66.

“Mobil listrik tadi sudah kita uji coba, dan nanti akan kita bawa ke perayaan HUT NTT sebagai persembahan kado terindah untuk provinsi ini di usia ke-66 tahun,” ujar Ambros.

Ambros menyebut, keberhasilan siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete menjadi bukti bahwa sekolah di Nusa Tenggara Timur mampu menghasilkan inovasi di dunia otomotif.

"Kita mau buktikan bahwa provinsi ini memiliki sekolah dengan guru dan siswa yang kreatif, inovatif, serta kemampuan membangun teknologi di sekolah mereka," jelasnya.

Ambros berharap keberhasilan siswa dan guru SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete dapat memotivasi sekolah lain di Nusa Tenggara Timur untuk bersaing dengan provinsi lain di Indonesia.

Ambros memberikan tantangan kepada seluruh kepala sekolah, khususnya SMK, untuk menghasilkan inovasi serupa, seperti mobil listrik yang dihasilkan SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete.

“Kalau SMA saja yang dengan laboratorium seadanya bisa merakit mobil listrik, bagaimana dengan SMK yang memiliki fasilitas lebih memadai seperti bengkel, peralatan, dan tenaga guru?," tegasnya.

Dia meminta SMK lain untuk bisa menampilkan karya inovatif untuk membuktikan bahwa mereka juga siap membangun Nusa Tenggara Timur.

Ambros mendorong para siswa memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi sebagai peluang besar untuk tumbuh dan berkembang.

“Peluang kalian terbuka lebar. Dengan teknologi dan informasi yang berkembang pesat, kalian bisa bersaing tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya