Lamang Tapai, Hidangan Khas Minang dengan Perpaduan Rasa yang Unik

Lemang tapai merupakan dua kuliner yang sama-sama terbuat dari bahan beras ketan. Namun, keduanya memiliki cita rasa yang kontras.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 15:00 WIB
Manis Asam Lemang Tapai Bangkinang di Hari Raya Enam
Hari Raya Enam menjadi puncak perayaan Lebaran warga Bangkinang. Sebagai menu utama, lemang tapai merekatkan silarurahmi warga. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Padang - Lemang tapai merupakan kuliner Minang yang memadukan dua makanan dengan cita rasa kontras. Kuliner ini juga menjadi hidangan khas di beberapa daerah dengan pengaruh kebudayaan rumpun Melayu yang kuat, seperti Bangka Belitung, Riau, dan Sumatra Barat.

Mengutip dari indonesiakaya.com, lemang tapai merupakan dua kuliner yang sama-sama terbuat dari bahan beras ketan. Namun, keduanya memiliki cita rasa yang kontras.

Lamang katan (ketan) memiliki cita rasa asin gurih. Sementara itu, tapai ketan hitam cenderung terasa manis dengan sedikit rasa asam yang memberikan sensasi segar ala soda.

Perpaduan keduanya menghasilkan kuliner dengan sensasi cita rasa yang baru. Tak heran, jika kuliner ini menjadi favorit masyarakat setempat hingga kini.

Hidangan ini dibuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan. Proses memasaknya dilakukan di dalam buluh-buluh bambu dan dilapisi daun pisang.

Sementara itu, tapai dibuat dengan cara mengukus beras ketan hitam. Selanjutnya, beras tersebut difermentasi dengan ragi jenis Saccharomyces.

Proses fermentasi ini menghasilkan tekstur makanan yang lunak dan berair. Munculnya air pada proses ini disebabkan adanya residu dari proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi alkohol.

Konsentrasi kandungan air pada tapai semakin lama akan semakin meningkat. Biasanya, tapai yang digunakan pada lamang tapai telah difermentasi selama 2-3 hari.

Cita rasa manis dan asam pada tapai muncul karena adanya zat gula sederhana dan asam asetat yang dihasilkan selama proses fermentasi. Selain itu, adanya alkohol yang terbentuk pun menghasilkan cita rasa segar. Sama seperti kandungan air, kadar alkohol ini akan terus meningkat jika fermentasi dibiarkan terus berlangsung.

Lamang tapai disajikan dengan cara mengeluarkan lamang dari batang bambunya. Selanjutnya, lamang dipotong dengan ketebalan sekitar 2 centimeter.

Selanjutnya, tapai beserta kuahnya disiram di atas lamang. Tapai ini berfungsi sebagai topping.

Sebenarnya, lamang tapai bisa disajikan dengan cara bervariasi. Hidangan pelengkap dan topping yang digunakan menjadi acuan bagaimana hidangan ini disajikan.

Bagi masyarakat Minang, lamang memang menjadi kuliner yang kerap dipadukan dengan aneka kuliner lain. Selain dengan tapai, lamang juga dapat disajikan bersama rendang, srikaya, kinca, hingga durian.

Namun, perpaduan lamang tapai menjadi salah satu favorit masyarakat setempat. Hidangan ini juga menjadi menu favorit saat buka puasa di bulan Ramadan.

Ā 

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya