Tradisi Malamang Sambut Ramadan di Tanah Minang

Sejak pagi, warga Kecamatan Pauh sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat lamang. Mulai dari membersihkan bambu, menyiapkan beras ketan, hingga memarut kelapa untuk membuat santan.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 21 Feb 2025, 04:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 04:00 WIB
Warga Siteba Padang gelar lomba malamang dan rendang rambut Tahun Baru Islam. (Liputan6.com/ ist)
Warga Siteba Padang gelar lomba malamang dan rendang rambut Tahun Baru Islam. (Liputan6.com/ ist)... Selengkapnya

Liputan6.com, Padang - Tradisi memasak lamang atau malamang menyambut bulan Ramadan masih berlangsung di Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat. Aktivitas memasak makanan berbahan dasar beras ketan dalam bambu ini menjadi momen berkumpul warga sekaligus mempererat silaturahmi antar masyarakat menjelang bulan suci.

Sejak pagi, warga Kecamatan Pauh sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat lamang. Mulai dari membersihkan bambu, menyiapkan beras ketan, hingga memarut kelapa untuk membuat santan.

Mengutip dari berbagai sumber, proses memasak lamang membutuhkan waktu berjam-jam karena harus dipanggang dengan api yang stabil. Persiapan dimulai dengan merendam beras ketan dalam santan kelapa yang telah diberi garam.

Sementara itu, beberapa warga lainnya bertugas menyusun bambu-bambu berisi adonan ketan tersebut. Biasanya menghadap perapian yang menggunakan kayu bakar atau sabut kelapa sebagai bahan bakar.

Di Kecamatan Pauh, warga membuat beragam jenis lamang. Selain lamang puluik yang berbahan dasar beras ketan putih, mereka juga membuat lamang pisang, lamang kuning, lamang ubi, serta lemang ba-inti yang berisi parutan kelapa dengan gula merah.

Tradisi malamang tidak hanya dilakukan saat menyambut Ramadan. Warga juga memasak lamang untuk menyambut hari besar Islam lainnya seperti Maulid Nabi.

Bahkan, tradisi ini juga dilakukan saat ada warga yang meninggal dunia. Hal ini sebagai bentuk berbagi dengan tetangga yang melayat.

Kegiatan memasak lamang secara bersama-sama ini sudah berlangsung turun temurun di Minangkabau. Tradisi malamang tetap terjaga dan dapat ditemui di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat, termasuk di Kecamatan Pauh.

Selain sebagai tradisi, lamang juga menjadi suguhan khas saat berbuka puasa. Teksturnya yang lembut dengan aroma bambu dan rasa gurih dari santan membuat lamang diminati sebagai menu berbuka puasa. Bahkan beberapa warga menjadikan lamang sebagai bentuk hadiah atau hantaran untuk kerabat saat memasuki bulan Ramadan.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya