Jejak Bersejarah, Museum Pendaratan Soekarno di Danau Limboto Gorontalo

Temukan jejak sejarah Bung Karno di Museum Pendaratan Soekarno, Danau Limboto, Gorontalo. Cagar budaya ini merekam momen bersejarah sang proklamator di tahun 1950.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 14 Jan 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 08:00 WIB
Rumah Pendaratan Soekarno
Cagar budaya penting yang menyimpan jejak sejarah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gorontalo - Di tepi Danau Limboto, sebuah rumah sederhana berwarna putih masih berdiri dengan kokoh. Bangunan ini bukan sekadar rumah biasa, melainkan cagar budaya penting yang menyimpan jejak sejarah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia.

Rumah yang kini dikenal sebagai Museum Pendaratan Soekarno itu menjadi saksi bisu perjalanan sang proklamator saat pertamakali menjajakan kaki di tanah Gorontalo.

Saat ini suasana di museum tampak lengang. Pintu rumah itu terkunci rapat, seolah menyimpan rahasia masa lalu di dalamnya.

Halaman yang luas dan dermaga di tepi danau memberikan pemandangan yang menenangkan. Tempat ini sering kali menjadi tujuan wisata, terutama saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dan acara Pesona Danau Limboto.

Museum ini memiliki kisah menarik. Pada tahun 1950, Bung Karno tiba di Gorontalo dengan pesawat amfibi yang mendarat di Danau Limboto.

Momen bersejarah itu diabadikan dalam sebuah foto hitam putih berukuran besar yang kini tergantung di dalam museum.

Namun, detail waktu pendaratan tidak tercantum pada foto tersebut. Satu-satunya petunjuk adalah tulisan tahun kedatangan yang tertera di sampul foto.

Museum yang terletak di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, ini telah berdiri selama lebih dari setengah abad. Bangunan tersebut sempat direnovasi oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 29 Juni 2002.

Meski begitu, suasana dalam museum masih minim informasi terkait kondisi kedatangan Bung Karno. Selain foto tersebut, terdapat tiga lukisan besar yang terpampang di ruang utama.

Salah satu lukisan menggambarkan Bung Karno sedang berpidato di rumah dinas wali kota – yang kini menjadi rumah dinas Gubernur Gorontalo – pada tahun 1956.

Dalam lukisan itu, Bung Karno ditemani istrinya dan Gubernur Sulawesi Utara kala itu.

 

Simak juga video pilihan berikut:

Cagar Budaya

Misteri Pendaratan Bung Karno di Danau Limboto Gorontalo
Museum Pendaratan Soekarno di tepi Danau Limboto, Gorontalo. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Riko Adam (54), penjaga museum yang telah bertugas selama enam tahun, mengaku tidak memiliki banyak informasi tentang peristiwa bersejarah tersebut.

"Yang saya ketahui hanyalah tempat ini telah diresmikan sebagai museum dan cagar budaya. Bangunan ini dibangun sejak 1935, termasuk dermaga yang menjadi tempat pendaratan Bung Karno," ujarnya.

Harli Lihawa, seorang dosen di Universitas Negeri Gorontalo, menyampaikan bahwa ayahnya adalah salah satu saksi sejarah kunjungan Bung Karno ke Gorontalo.

Ia bahkan memiliki foto-foto kedatangan Bung Karno melalui Bandara Jalaludin pada kunjungan kedua. Namun, Harli juga tidak dapat memastikan tanggal kedatangan tersebut.

“Kunjungan itu berlangsung selama enam hari, dengan tujuan mengampanyekan persatuan Indonesia,” ungkap Harli.

Museum Pendaratan Soekarno di Danau Limboto tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga pengingat akan semangat persatuan dan perjuangan bangsa.

Meski minim informasi, tempat ini tetap menjadi destinasi yang patut dikunjungi untuk mengenang jejak langkah sang proklamator di bumi Gorontalo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya