Liputan6.com, Yogyakarta - Mengurangi dampak negatif akibat penggunaan perangkat digital secara berlebihan, Psikolog Career and Student Development Center (CSDU), Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Anisa Yuliandri, memberikan solusinya yaitu dengan digital detox. Digital detox ini dengan menahan diri dari penggunaan perangkat elektronik agar stres berkurang dari interaksi sosial di dunia nyata.
Anisa menyebut seseorang memerlukan digital detox saat tanda-tanda muncul seperti merasa cemas ketika tidak dapat menemukan gawai dan muncul perasaan tertekan dan terganggu setelah mengakses media sosial. Lalu tanda lainnya adalah respons terhadap orang lain terhadap diri di media sosial, terutama pada jumlah like dan komentar yang dianggap sangat penting.
Munculnya perasaan takut tertinggal atau kehilangan informasi jika tidak membuka gawai dan sering begadang atau bangun pagi untuk bermain gawai. Lalu, sulit berkonsentrasi dalam beraktivitas tanpa terdistraksi membuka gawai.
Advertisement
Baca Juga
Mahasiswa Fikom Universitas Mercu Buana Gelar Detox Digital Day untuk Kurangi Kecanduan Teknologi
- 5 Urutan Zodiak yang Paling Membutuhkan Detox Digital untuk Mendapatkan Ketenangan
Platform Digital jadi Jembatan Investor Berinvestasi Saham
“Jika mendapati tanda-tanda tersebut perlu untuk mempertimbangkan digital detox,” ucapnya.
Anisa memberikan tips atau langkah-langkah untuk memulai digital detox. Pertama dengan menentukan target, seperti batas screen time, waktu mengakses gawai, hingga batasan akses aplikasi. Lalu, untuk menghindari distraksi dengan mematikan notifikasi dari aplikasi yang paling sering menimbulkan distraksi.
Agar penggunaan perangkat digital berkurang maka bisa mengalihkan fokus ke aktivitas lain seperti menekuni hobi, berolahraga, ataupun berkumpul dengan teman. Selain itu, upayakan menggunakan teknologi secara bijak.
“Lakukan refleksi diri untuk memahami perasaan dan manfaat yang dirasakan dari mengurangi paparan perangkat digital. Refleksi ini penting untuk membantu memahami dampak teknologi terhadap keseharian dan kondisi mental kita,” tuturnya.
Memang menerapkan digital detox bukanlah hal mudah, tetapi langkah kecil bisa menjadi awal yang baik untuk menjauh dari tekanan dunia maya. Sehingga digital detox dapat menjadi resolusi baru yang berdampak positif bagi kesehatan mental.