Liputan6.com, Manado - Kelenteng Ban Hing Kiong berlokasi di Jalan D. I. Panjaitan, Calaca, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara. Kelenteng yang sudah berusia lebih dari 300 tahun ini memiliki simbol-simbol filosofis yang kaya makna.
Mengutip dari indonesiakaya.com, nama Ban Hing Kiong secara etimologi berasal dari bahasa Tiongkok, ban, hing, dan kiong. Ban berarti banyak, hing berarti berkah yang melimpah, dan kiong berarti istana. Dari namanya, kelenteng ini bisa diartikan secara harfiah sebagai suatu tempat ibadah yang dibangun sebagai istana Tuhan dan memiliki berkah melimpah.
Sudah berusia lebih dari 300 tahun, kelenteng ini juga merupakan yang tertua di Manado. Kelenteng Ban Hing Kiong memiliki catatan sejarah yang cukup panjang.
Advertisement
Baca Juga
Pada 1819, bentuk permanen bangunan ini diresmikan. Setelahnya, bangunan tersebut mengalami beberapa kali pemugaran, yakni pada rentang waktu 1854-1859 dan 1895-1902.
Pada 14 Maret 1970, bangunan Kelenteng Ban Hing Kiong sempat mengalami kebakaran. Peristiwa itu menghanguskan bangunan utama kelenteng.
Kemudian pada 1971, kelenteng dibangun kembali menyerupai bangunan kelenteng yang terbakar. Selanjutnya, peresmian kembali dilakukan pada 10 September 1994.
Peresmian tersebut bertepatan dengan 2545 bulan 8 pada penanggalan Imlek. Peresmian dilakukan melalui Upacara Pwa Pwe, yaitu upacara sembahyang besar.
Terlepas dari sejarah pembangunannya yang panjang, kelenteng ini juga memiliki simbol penuh makna yang terdapat pada pintu masuk. Saat memasuki gapura, lantai di bawah gapura mengibaratkan seolah manusia sedang berada di kehidupan duniawi menuju kehidupan suci.
Memasuki area kelenteng, terdapat jalan yang semula sempit perlahan meluas. Pada halaman kelenteng yang melebar mengandung makna bahwa Tuhan senantiasa akan menolong umatnya dalam setiap masalah dengan memberikan jalan keluar.
Bangunan kelenteng ini memiliki atap berbentuk perahu. Dalam pengertian rohani, hal ini mengandung makna Tuhan dan Dewa-Dewi senantiasa menolong, melindungi, dan menyelamatkan umat manusia.
Pada pintu utama kelenteng, terdapat tulisan Hong Tiau U Sun Kok Thay Ping An. Artinya, hujan dan angin selaras rakyat dan negara tentram.
Selanjutnya, pada bagian kiri dan kanan pintu utama kelenteng, terdapat pintu kecil yang langsung terhubung dengan ruangan utama peribadatan. Berada di belakang ruang peribadatan, terdapat ruang kebaktian yang digunakan untuk penerangan batin dan menghayati sikap welas asih para Dewa-Dewi.
Selain sebagai tempat ibadah, Kelenteng Ban Hing Kiong juga menjadi bukti sejarah yang wajib dilestarikan. Kelenteng ini sekaligus menjadi salah satu ikon Kota Manado.
Â
Penulis: Resla