Liputan6.com, Cilacap - Terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Tengah, Cilacap merupakan kabupaten strategis yang menghubungkan kawasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Wilayah seluas 2.127,74 kilometer persegi ini memiliki karakteristik geografis unik dengan kombinasi pesisir selatan, pegunungan, dan hutan yang membentuk lanskap alamnya yang beragam.
Sebagai pintu gerbang selatan Jawa Tengah, Cilacap memiliki kelautan dan perikanan yang melimpah, dengan garis pantai sepanjang 160 kilometer yang membentang dari Kawasan Nusakambangan hingga perbatasan Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini tidak hanya menyimpan kekayaan sumber daya alam.
Advertisement
Akan tetapi juga menyimpan sejarah dan dinamika sosial yang kompleks, mulai dari jejak kolonial hingga perkembangan industri modern. Mengutip dari berbagai sumber, berikut empat fakta menarik dari Kabupaten Cilacap yang jarang orang ketahui:
Advertisement
Baca Juga
1. Memiliki Kilang Minyak Pertamina Terbesar di Asia Tenggara
Kilang minyak Pertamina di Cilacap tercatat sebagai kilang minyak terbesar di Asia Tenggara, merupakan hasil integrasi dari dua unit produksi yang dibangun pada dekade 1970-an dan 1980-an. Pembangunan dimulai pada tahun 1974 dengan kilang minyak I yang memiliki kapasitas produksi awal 100.000 barel minyak per hari, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan kilang minyak II pada tahun 1981 dengan kapasitas produksi 220.000 barel minyak per hari.
Untuk meningkatkan diversifikasi produk, pada tahun 1988 fasilitas tersebut diperluas dengan pembangunan kilang paraxylene. Saat ini, kompleks kilang minyak Cilacap memiliki kapasitas produksi mencapai 348.000 barel minyak per hari, yang secara signifikan mendukung pasokan energi nasional dengan memasok sekitar 34% kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional dan hampir 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.
2. Memiliki Benteng Peninggalan Belanda
Benteng Pendem, atau yang dikenal sebagai Benteng Willem I, merupakan warisan arsitektur kolonial Belanda yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah. Pembangunan benteng ini berlangsung dalam kurun waktu 1861 hingga 1879.
Menempati area seluas 6,5 hektar dengan desain segi lima yang unik, benteng ini dirancang secara khusus untuk melindungi pelabuhan Cilacap dari potensi ancaman musuh. Kompleks benteng yang kokoh ini tidak sekadar bangunan pertahanan, melainkan fasilitas militer yang mencakup barak prajurit, klinik kesehatan, dan penjara.
Saat ini, Benteng Pendem telah bertransformasi menjadi salah satu objek wisata utama di Cilacap. Benteng Pendem menawarkan pengalaman sejarah yang mendalam bagi pengunjung yang ingin menelusuri jejak sejarah kolonial di wilayah tersebut.
Memiliki 15.000 Spesies Tanaman Mangrove
3. Memiliki 15.000 Spesies Tanaman Mangrove
Kawasan Hutan Mangrove di Cilacap tercatat memiliki koleksi spektakuler dengan sekitar 15 ribu spesies tanaman, menjadikannya salah satu kawasan konservasi mangrove terkaya di wilayah pesisir Jawa Tengah. Ekosistem ini menampung beragam jenis tanaman mangrove seperti tancang, api-api, bakau bandul, bakau kacangan, jeruju, waru, dan ketapang, yang membentuk habitat kompleks bagi keanekaragaman hayati laut dan darat.
Sebagai kawasan ekologis yang multifungsi, hutan mangrove ini menjadi rumah bagi berbagai biota perairan seperti ikan gelodok, ikan uca, udang pistol, dan ikan tanggal. Kawasan ini juga menjadi tempat berkembang biak dan berlindung bagi beragam jenis burung.
Selain nilai ekologis, kawasan ini telah dikembangkan menjadi destinasi wisata alam yang edukatif. Pengunjung dapat menelusuri keunikan ekosistem mangrove dan mempelajari potensi pemanfaatan sumber daya alam, termasuk penggunaan limbah mangrove sebagai bahan pewarna alami dalam proses pembuatan batik.
4. Pertemuan Budaya Banyumasan dengan Budaya Sunda
Kabupaten Cilacap memiliki karakteristik unik sebagai wilayah pertemuan antarbudaya, terletak di ujung barat daya Provinsi Jawa Tengah dengan batas langsung bersama Provinsi Jawa Barat. Komposisi demografis didominasi oleh suku Jawa, namun keberadaan suku Sunda memberikan nuansa kultural yang beragam akibat kedekatan geografis dengan wilayah Priangan Timur.
Warisan budaya tercermin dalam ragam dialek dan gaya bahasa yang masih kental dengan logat ngapak, mencerminkan perpaduan identitas kedaerahan yang kompleks. Kekayaan tradisi tampak dari keberagaman seni pertunjukan yang berkembang.
Seperti hal nya Tari Jaipong, Wayang Golek, Seni Wacan, Sholawatan, Janen, Embek, Sintren, dan Karawitan Sunda. Hal ini menegaskan posisi Cilacap sebagai kawasan lintas budaya dengan identitas kultural yang kaya dan dinamis.
Penulis: Ade Yofi Faidzun
Advertisement