Liputan6.com, New York - Produsen kamera, GoPro berencana mengincar dana US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,14 triliun (memakai asumsi kurs Rp 11.445 per dolar Amerika Serikat) dari initial public offering (IPO)/penawaran saham perdana.
GoPro ternyata berencana IPO sejak awal tahun, akan tetapi rencana IPO ini dilakukan secara rahasia. Perseroan berencana untuk mencatatkan saham di bursa saham Nasdaq dengan simbol GPRO.
GoPro mencatatkan penjualan sekitar US$ 986 juta pada 2013. Sedangkan laba bersih perseroan sekitar US$ 60,6 juta.
Adapun kinerja kuartal pertama 2014 kurang terlalu baik. GoPro mencatatkan penjualan US$ 236 juta pada kuartal I 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 255 juta. Laba turun menjadi US$ 11 juta pada kuartal I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 23 juta.
Advertisement
Pencatatan saham GoPro ini merupakan kemenangan kecil setelah saham teknologi seperti Twitter dan Box menawarkan saham di bursa saham New York. Demikian mengutip dari CNNMoney, Selasa (20/5/2014).
GoPro menjadi populer karena menawarkan kamera kecil tetapi tahan air, dan bisa dipakai ketika melakukan panjat gunung. Selain itu, produk ini menawarkan kualitas bagus.
Feliz Baumgartner bahkan menggunakan kamera GoPro untuk merekam jatuh bebasnya dari luar angkasa pada 2012. Awalnya kamera ini ditawarkan untuk olahraga ekstrim. Akan tetapi, pemasaran kamera ini semakin berkembang.
Meski demikian, GoPro menghadapi persaingan dari Google dan Samsung yang mendorong perkembangan Glass dan Galaxy Gear Watch. Hal itu dapat mendorong pasar GoPro semakin terpojok. Sebelumnya Foxconn, perusahaan manufaktur China untuk merakit iPhone dan iPad telah investasi sekitar US$ 200 juta pada akhir 2012 di GoPro. (Ahm)