Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGN (PGAS) mencatatkan pendapatan naik 14,2 persen menjadi US$ 1,70 miliar selama semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,49 miliar.
Kenaikan pendapatan diperoleh dari peningkatan volume penjualan dari usaha distribusi sebesar 4,76 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya dari 827 MMSCFD menjadi 866 MMSCFD. Peningkatan volume distribusi merupakan kontribusi dari peningkatan pasokan gas terutama dari lapangan corridor block.
Meski pendapatan naik, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sekitar 19,11 persen menjadi US$ 370,05 juta pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 457,51 juta.
Advertisement
Selain itu, laba operasi naik 6,4 persen menjadi US$ 518,08 juta dibandingkan periode sama tahun sebelumnya US$ 486,95 juta dan Ebitda sebesar US$ 603,18 juta atau naik 5,2 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 573,55 juta.
Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 23 persen menjadi US$ 967,34 juta pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 786,77 juta. Hal itu didukung dari kenaikan harga beli gas dari pemasok mulai 1 September 2012 dan 1 April 2013.
Dalam rangka pengembangan infrastruktur jaringan gas bumi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk terus melakukan berbagai upaya seperti menyelesaikan pembangunan terminal LNG FSRU Lampung yang dioperasikan anak usaha PT PGN LNG Indonesia. FSRU ini merupakan FSRU kedua PGN setelah FSRU Jawa Barat yang dioperasikan oleh PT Nusantara Regas dengan kepemilikan perseroan memiliki saham 40 persen.
Selain itu, upaya PT Perusahaan Gas Negara Tbk dalam percepatan pengembangan infrastruktur gas di Indonesia dengan pembangunan pipa terintegrasi gas bumi Jawa Tengah yang terdiri dari pipa tranmisi Kalimantan-Jawa I dan pipa distribusi Jawa Tengah.
Ruas transmisi Kalija I ditargetkan selesai pada kuartal III 2015, dan digunakan untuk mengalirkan gas bumi dari lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok yang akan digunakan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan listrik di Jawa-Bali.
Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso menuturkan, perseroan akan terus mendukung percepatan konversi BBM ke BBG baik di sektor industri, UKM, transportasi, dan rumah tangga.
"Konversi BBM ke gas bumi mendesak untuk dilakukan karena ketergantungan pada minyak bumi yang mahal dan impor akan membuat rapuh ketahanan energi kita," ujar Hendi, dalam keterangan yang diterbitkan, Jumat (29/8/2014). (Ahm/)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!