Citilink Siap Lepas Saham ke Publik pada 2016

CEO Citilink Albert Burhan mengatakan, pihaknya telah bertemu sejumlah penjamin emisi untuk konsultasi IPO/penawaran saham perdana ke publik

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Mei 2015, 11:57 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2015, 11:57 WIB
Citilink Tambah Frekuensi Penerbangan
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Citilink Indonesia, anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berkonsultasi dengan beberapa perusahaan sekuritas yang juga menjalankan fungsi sebagai penjamin emisi. Langkah konsultasi tersebut untuk melancarkan langkah perseroan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia alias melakukan Initial Publik Offering (IPO) pada 2016.

President & CEO Citilink Albert Burhan menjelaskan, perseroan telah bertemu dengan beberapa penjamin emisi beberapa waktu lalu untuk berkonsultasi mengenai rencana IPO.

"Ada beberapa yang ketemu. Salah satunya Bahana," kata Albert seperti ditulis pada Jumat (22/5/2015).

Untuk menambah modal usaha sehingga bisa melakukan ekspansi, Citilink memang membutuhkan dana segar. Salah satu cara yang direncanakan oleh perseroan adalah melakukan IPO. Namun memang, langkah mencatatkan saham di bursa tersebut tidak bisa diputuskan sendiri oleh Citilink.

"Semua tergantung kepada stakeholder, kami tidak bisa bertindak sendiri karena memang pemegang saham yang harus menentukan," kata Albert.

Sebelum merencanakan untuk IPO, Citilink sebenarnya merencanakan untuk mencari investor strategis. Namun rencana tersebut urung dilakukan setelah melihat bahwa kinerja perusahaan semakin baik.

"Selain itu juga langkah kami untuk menambah pangsa pasar bertambah besar setelah ada beberapa maskapai yang tutup akibat persaingan yang ketat," kata Albert.

Memang dalam beberapa tahun terakhir terdapat beberapa maskapai yang berhenti beroperasi. Contohnya adalah Adam Air yang tutup pada 2008, disusul kemudian Batavia Air yanf berhenti beroperasi pada 2013 dan pada tahun lalu Tiger Mandala Airlines juga mengalami nasib sama.

Albert melanjutkan, untuk mengembangkan bisnis pada tahun-tahun mendatang memang Citilink membutuhkan banyak suntikan modal. Sedangkan Garuda Indonesia tidak bisa terud menerus memberikab tambahan dana. Oleh sebab itu Citilink mencari berbagai cara untuk bisa memenuhi kebutuhan dana tersebut dan salah satunya dengan IPO.

Dalam rencana perseroan, dalam tiga tahun ke depan atau pada 2016-2018, Citilink menargetkan bisa menambah jumlah armada yang dioperasikan sebanyak 20 pesawat.

Sedangkan untuk tahun ini, perusahaan akan menambah 9 pesawat yang terdiri dari 5 pesawat Airbus A-320 dan 4 pesawat Boeing 737.
Albert melanjutkan di tahun ini terdapat 1 pesawat Airbus A-320 yang habis masa sewanya sehingga tidak bisa digunakan lagi dan harus dikembalikan.

"Dengan begitu maka jumlah pesawat yang kami operasikan sampai masa akhir tahun bisa 44 pesawat," tuturnya.

Sampai dengan Mei 2015 ini, sudah ada 3 pesawat Airbus yang telah diterima oleh Citilink dengan periode pengiriman Februari, Maret dan Mei. Sedangkan dua sisanya direncanakan bakal diterima pada Juni dan Agustus. Beberapa hari setelah diterima, Citilink Indonesia langsung mengoperasikan pesawat-pesawat tersebut.  (Gdn/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya