Rupiah Membebani Pasar Saham, IHSG Ditutup Melemah ke 4.347,16

Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Sep 2015, 16:14 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 16:14 WIB
20150910- Bursa Efek Indonesia-Jakarta
Karyawan tengah memantau pergerakan indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 14.329 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak di jalur merah sepanjang perdagangan Selasa pekan ini. Ada dua sentimen besar yang mempengaruhi pergerakan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa (15/9/2015), IHSG melemah 43,21 poin (0,98 persen) ke level 4.347,16. Indeks saham LQ45 juga melemah 1,45 persen ke level 732,61. Seluruh indeks saham acuan berada di zona merah pada perdagangan hari ini.

Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sementara itu, 93 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 72 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 196.668 kali dengan volume perdagangan saham 5,33 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,35 triliun. Secara sektoral, seluruh besar sektor saham melemah. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor perkebunan yang turun 1,95 persen dan disusul oleh sektor infrastruktur yang melemah 1,55 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 14.405 per dolar AS.

Saham-saham yang menjadi penggerak IHSG dan menguat pada hari ini antara lain saham SDMU naik 32,50 persen ke level Rp 265 per saham, saham BKSL naik 29,82 persen ke level Rp 74 per saham, dan saham BSWD menguat 24,96 persen ke level Rp 4.430 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham APII turun 10 persen ke level Rp 270 per saham, saham AMMT tergelincir 10 persen ke level Rp 990 per saham, dan saham JPRS susut 9,58 persen ke level Rp 151 per saham.

Analis PT Universal broker, Satrio Utomo menjelaskan, sentimen yang memperngaruhi pergerakan IHSG pada hari ini memang negatif semua.

Jika melirik sentimen regional, Indeks How Jones Amerika Serikat, semalam ditutup koreksi 0,38 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong juga terkoreksi 0,43 hingga perdagangan siang tadi. Tak berbeda jauh, indeks Strait Times Singapura juga terkoreksi 0,9 persen.

Secara garis besar penyebab penurunan indeks tersebut hampir sama yaitu semakin dekatnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed). "Pelaku pasar mulai dihantui rasa takut akan rencana tersebut sehingga aksi jual pun terjadi," jelasnya. 

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen yang mempengaruhi pergerakan indeks masih kepada nilai tukar rupiah yang tak kunjung bisa menguat. Bahkan pada perdagangan hari ini melampaui level 14.400 per dolar AS. 

Pengumuman neraca perdagangan yang berlangsung pada hari ini tak mampu menjadi sentimen pendorong IHSG meskipun mencatatkan surplus US$ 433,8 juta dan secara total surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-Agustus 2015 mencapai US$ 6,22 miliar. (Gdn/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya