Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang Kamis pekan ini. Akan tetapi, pelemahan IHSG itu terbatas pada akhir perdagangan saham.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis (10/9/2015), IHSG melemah tipis 4,01 poin (0,09 persen) ke level 4.343,26. Indeks saham LQ45 melemah 0,10 persen ke level 731,49. Sebagian besar indeks saham acuan turun kecuali indeks saham JII naik 0,36 persen ke level 577,06 dan indeks saham DBX menguat 0,46 persen ke level 663,87.
Baca Juga
Ada sebanyak 159 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sementara itu, 116 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 78 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 203.465 kali dengan volume perdagangan saham 4,82 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,13 triliun. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham industri dasar naik 3,64 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Lalu disusul sektor saham infrastruktur mendaki 1,12 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,64 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 14.312.
Saham-saham yang menjadi penggerak indeks saham dan menguat pada hari ini antara lain saham SMGR naik 11,35 persen ke level Rp 10.300 per saham, saham DILD naik 6,42 persen ke level Rp 580 per saham, dan saham BDMN menguat 7,36 persen ke level Rp 3.795 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham BBRI turun 2,77 persen ke level Rp 9.650 per saham, saham BBNI tergelincir 3,86 persen ke level Rp 4.485 per saham, dan saham BMRI susut 1,15 persen ke level Rp 8.600 per saham.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan sentimen bursa saham global negatif menyeret IHSG ke zona merah. Akan tetapi koreksi IHSG yang terjadi masih sehat. Pelaku pasar merespons positif langkah pemerintah untuk memperbaiki ekonomi dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi telah menahan pelemahan IHSG.
"Ada paket kebijakan ekonomi memberikan angin positif tetapi harus tetap waspada terhadap capital outflow," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu, bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Jepang Nikkei turun 2,51 persen. Diikuti indeks saham Shanghai tergelincir 2,57 persen, dan indeks saham Singapura susut 1,11 persen ke level 2.895,57. (Ahm/Gdn)