Pasar Modal RI Diproyeksikan Lebih Cerah Tahun Depan

Harga komoditas masih menjadi sentimen yang negatif pada tahun depan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Des 2015, 07:15 WIB
Diterbitkan 20 Des 2015, 07:15 WIB
Ilustrasi IHSG Menguat
Ilustrasi IHSG Menguat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi pasar modal Indonesia diperkirakan cenderung membaik pada tahun depan. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal menembus level 5.300.

Analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, level tersebut merupakan level optimis dengan asumsi perekonomian akan lebih baik. "Level 5.300 itu sebagai level yang optimistis, dan yang moderat 5.000," kata dia seperti ditulis Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Sejumlah faktor mengiringi pergerakan indeks saham tahun 2016. Di antaranya, kepastian akan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). Kepastian kenaikan suku bunga memberi kepastian para pelaku pasar.

"Apakah kenaikan suku bunga ini berlangsung sekaligus besar atau bertahap, tapi kan kelihatannya dari pernyataannya cenderung bertahap,"ujarnya.

Lalu, dari regional juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah China yang diperkirakan masih mendevaluasi mata uang yuan. Langkah tersebut dilakukan untuk mendorong perekonomian Cina yang terus melambat.

Menurut Alfatih, jika devaluasi dilakukan secara bertahap tak akan terlalu mengganggu pasar. Kondisi tersebut berbalik jika devaluasi dilakukan dalam tempo yang cepat dan nilai yang besar.

Perekonomian dalam negeri sendiri diperkirakan akan cenderung membaik. Hal itu didorong oleh belanja pemerintah yang lebih baik pada tahun depan sehingga mengerek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dari sisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, diperkirakan pada level 13.800 sampai 13.900 per dolar AS.

Meski begitu, Alfatih menuturkan harga komoditas masih menjadi sentimen yang negatif pada tahun depan. "Memang yang masih kendala adalah melemahnya minyak dunia, di satu sisi karena kita importir itu bagus, tapi sisi lain ekspor kita banyak dipengaruhi oleh harga minyak dunia, seperti batubara, CPO, jadi ini masih menjadi tekanan bagi ekspor kita," tutup dia. (Amd/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya