Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan perubahan konstituen untuk IDXHIDIV20, yang telah berlaku sejak 5 Februari 2025 dan akan berakhir hingga 3 Februari 2026.
HIDEV20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Dalam daftar terkini IDXHIDIV20, ada tujuh penghuni baru antara lain, Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Kemudian ada H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Advertisement
Bersamaan dengan itu, tujuh emiten tereliminasi dari IDXHIDIV20, antara lain Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), Barito Pacific Tbk (BRPT), dan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kemudian Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Direktur Pengembangan BEl, Jeffrey Hendrik, mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian saham untuk masuk IDX HIDEV20. Antara lain, membagikan dividen 3 tahun terakhir, besaran dividend yield, nilai transaksi, dan kapitalisasi pasar free float.
"Faktor-faktor tersebut memiliki bobot yang berbeda, sehingga bisa saja ada saham yang dividend yield relatif kecil tapi faktor lain memiliki nilai yang cukup bagus," kata Jeffrey, dikutip dari pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.
Jeffrey menambahkan, tidak ada strategi khusus untuk mengevaluasi konstituen IDX HIDEV20. Sebab, dalam pemilihan saham yang masuk dalam konstituen indeks termasuk indeks HIDIV20 mengacu ke Manual Indeks dan SOP yang berlaku. Namun, kriteria utama adalah membagikan dividen dalam 3 tahun terakhir. Saat ini, menggunakan data terakhir, terdapat lebih dari 200 emiten yang membagikan dividen 3 tahun terakhir.
"Untuk menjaga agar Indeks dapat diterima oleh pelaku dan sesuai dengan perkembangan pasar, kami juga secara rutin melakukan review atas kriteria-kriteria yang ada," kata Jeffrey.
Daftar Penghuni
Lebih lanjut, berikut daftar penghuni IDXHIDIV20 terbaru:
1. ACES – Aspirasi Hidup Indonesia Tbk
2. ADRO – Alamtri Resources Indonesia Tbk
3. AKRA – AKR Corporindo Tbk
4. ANTM – Aneka Tambang Tbk
5. ASII – Astra International Tbk
6. BBCA – Bank Central Asia Tbk
7. BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8. BBRI – Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
9. BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk
10. BNGA – Bank CIMB Niaga Tbk
11. HMSP – H.M. Sampoerna Tbk
12. INDF – Indofood Sukses Makmur Tbk
13. ITMG – Indo Tambangraya Megah Tbk
14. JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk
15. PGAS – Perusahaan Gas Negara Tbk
16. PTBA – Bukit Asam Tbk
17. SIDO – Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
18. TLKM – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
19. UNTR – United Tractors Tbk
20. UNVR – Unilever Indonesia Tbk
Advertisement
Dividen Yield di Bawah 3% Masuk IDX HIDIV20
Sebelumnya, Head of Proprietary Investment Mirae Asset, Handiman Soetoyo memaparkan sejumlah emiten yang bertengger dalam IDX HIDEV20 periode 5 Februari 2024-3 Februari 2025 mencatatkan dividen yield yang kecil. Misalnya seperti BBCA 2,8 persen, KLBF 2,1 persen, dan ICBP 1,7 persen.
Kemudian SMGR 1,4 persen dan AMRT 1,1 persen. Ada pula INKP, TPIA, dan BRPT masing-masing dividen yield-nya di bawah 1 persen.
"Jadi IDX High Dividend 20 belum tentu dividend yield tinggi," kata Handiman dalam pemberitaan sebelumnya.
Sepanjang 2024, sektor keuangan dan energi masih menjadi dua sektor dengan kontribusi dividen terbesar dengan kontributor utama seperti ADRO, BBRI, BBCA, dan BMRI.
"Hal ini mengonfirmasi kedua sektor tersebut masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investor yang mengincar dividen,” tuturnya.
Handiman menuturkan, total dividen perusahaan penghuni Bursa saham ditargetkan sebesar Rp 322,4 triliun pada 2025, turun 11,4% dari tahun lalu.
Alasannya, ada kejadian yang di luar kebiasaan pada tahun lalu. Terutama, dari dividen spesial PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 41,53 triliun "Perusahaan-perusahaan berdividen tinggi tersebut berpotensi kembali menawarkan dividen yang menarik tahun ini terutama berkaca pada catatan historis pembayaran dividen tahun lalu," kata Handiman.
