Liputan6.com, Jakarta - Penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ‎memberikan nilai lebih pada pasar modal. Lantaran BUMN yang melakukan IPO akan lebih menarik pelaku pasar atau investor karena lebih mendapatkan pengawasan termasuk dari pemerintah.
Akan tetapi, Direktur Investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Alvin Pattisahusiwa mengatakan, menarik atau tidaknya perusahaan BUMN juga menimbang sektor atau jenis perusahaan.
Baca Juga
"Yang dilihat BUMN dengan non BUMN rasanya balik sektornya apa nih. Ke dua harusnya bisa dilihat BUMN ini lebih transparan, mengerti kondisi pasar modal, menjamin juga mereka lebih terbuka publik. Karena belakangnya pemerintah ikut awasi biasanya dengan sektor sama, BUMN lebih premium. Tentu saja tergantung per perusahaannya," kata dia seperti ditulis, Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Advertisement
Baca Juga
Namun begitu, dia juga mengatakan untuk mendorong pasar modal juga perlu mengubah paradigma masyarakat yang sebelumnya hanya menabung di bank menjadi masyarakat yang gemar investasi. Selain itu, juga memberikan peluang investasi yang baik.
"Saya rasa kalau otoritas bursa inginnya semua company masuk sana karena masyarakat belum berubah menjadi masyarakat investor minded. Semakin besar market, semakin banyak company semakin banyak pilihannya menarik. Sekarang ratusan ribu sampai lima ratusan ribu investor. Harus dibuat ada ketertarikan, salah satunya underlying perusahaan harus menarik sehat dan menjanjikan peluang investasi bagus. Tugas kita semua," ujar dia.
Dia mengatakan, dengan hal tersebut maka kapitalisasi pasar akan semakin besar. Dia juga bilang, perusahaan-perusahaan akan mudah ekspansi karena memiliki sumber pendanaan. "Semakin banyak menarik, semakin besar market cap kita. Semakin tersedia funding perusahaan sumber pendanaan," tutur dia.
Seperti diketahui dari sekitar 118 BUMN, baru sekitar 20 BUMNÂ yang mencatatkan saham di pasar modal Indonesia. (Amd/Ahm)