Penjualan Turun Picu Saham Apple Terpuruk

kapitalisasi pasar saham Apple turun di angka US$ 65 miliar, sama dengan pendapatan negara Kamboja.

oleh Vina A Muliana diperbarui 30 Apr 2016, 21:15 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2016, 21:15 WIB
Logo Apple
Ilustrasi: Selain menjadi toko ritel pertama di Asia Tenggara, Apple Store ini juga menjadi toko pertama yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan (sumber : bgr.com)

Liputan6.com, New York - Penutupan pasar saham pada Jumat (Sabtu pagi WIB) ternyata tidak memberikan angin segar bagi Apple. Nilai saham perusahaan ini terpuruk dan terjatuh 11 persen selama lima sesi terakhir.

Melansir Reuters, Sabtu (30/4/2016), kapitalisasi pasar saham Apple turun di angka US$ 65 miliar. Perusahaan yang bermarkas di California tersebut telah mengalami guncangan sejak beberapa waktu lalu.

Namun Apple tetap percaya diri memperlihatkan hasil penjualan kuartal yang memiliki nilai paling rendah dalam 13  tahun belakangan. Para analis menilai hal ini karena penjualan iPhone yang menurun selama beberapa waktu belakangan.

Direktur Destination Wealth Management Michael Yoshikami mengatakan saham Apple akan memiliki banyak tantangan dalam 1-2 tahun ke depan.

"Jika Anda beli saham Apple, Anda harus simpan jangka panjang karena 1-2 tahun akan sulit," kata Yoshikami.

Penurunan penjualan smartphone Apple di Amerika Serikat (AS) telah memberikan dampak yang besar bagi perusahaan ini. Apple kini bergantung pada penjualan smartphone di China yang juga sedang mengalami tantangan berat.

Penjualan menurun 26 persen di China selama Maret. Toko yang menjual iBooks dan iTunes Movie juga ditutup minggu lalu. Ini dinilai kalau perseroan tidak kebal terhadap jangkauan regulator China.

Saham Apple tertekan juga tak lepas dari pernyataan salah satu pemegang sahamnya Carl Ichan. Ichan telah melepas saham Apple yang dimilikinya seiring kekhawatiran terhadap hubungan perusahaan dengan China.

"Kami tidak lagi memiliki posisi di Apple. Saya keluar karena khawatir China," ujar dia.

Ichan merasakan risiko hubungan Apple dengan China. Investasi menguntungkan di perusahaan sudah tidak membuat lagi menjadi kreatif.

"Anda khawatir sedikit, dan mungkin sedikit lagi tentang sikap China. Apple memiliki hubungan baik dengan China menyediakan lapangan kerja luas di sana tetapi juga tergantung pada negara untuk banyak penjualan," ujar dia. (Vna/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya