Aksi Beli Asing Bikin IHSG Naik Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 26 Jul 2016, 16:12 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 16:12 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pengunjung memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa. Penguatan IHSG itu juga di tengah nilai tukar rupiah kembali ke level Rp 13.158 per dolar Amerika Serikat.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (26/7/2016), IHSG naik 3,5 poin atau 0,07 persen ke level 5.224,39. Indeks saham LQ45 menguat 0,23 persen ke level 902,19. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX turun 0,07persen.

Ada sebanyak 140 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 170 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 95 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.231,50 dan terendah 5.200,63. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 265.072 kali dengan volume perdagangan 6,2 miliar. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,1 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 400 miliar pada awal pekan ini. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau.

Sektor saham infrastruktur menguat 1,23 persen, dan memimpin penguatan terbesar. Disusul sektor saham konsumsi mendaki 0,34 persen dan sektor saham industri dasar menanjak 0,27 persen.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SULI naik 33,77 persen ke level Rp 103 per saham, saham TGKA menanjak 24 persen ke level Rp 2.670 per saham, dan saham POLY naik 16,98 persen ke level Rp 62 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham AKKU turun 10 persen ke level Rp 360 per sahma, saham STTP susut 9,77 persen ke level Rp 3.880 per saham, dan saham CMPP tergelincir 9,46 persen ke level Rp 134 per saham.

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung konsolidasi. Pelaku pasar, David menilai respons negatif dari suku bunga acuan atau BI Rate tetap. Hal itu membuat sektor saham keuangan tertekan. Ditambah pelaku pasar juga merealisasikan keuntungan di sektor saham tambang.

Sedangkan dari eksternal, David mengatakan, pelaku pasar menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve pada pekan ini. "Indeks saham Dow Jones juga tertekan dan indeks dolar Amerika Serikat juga menguat sehingga membuat pelaku pasar enggan ambil posisi. Investor realisasikan keuntungan," jelas David.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya