Ada Aksi Jual, IHSG Rawan Tekanan

Analis menilai tekanan IHSG masih wajar usai penguatan tajam yang terjadi setelah tax amnesty dan reshuffle kabinet.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Agu 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 06:20 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pekerja saat melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 36,50 poin atau 0,8 persen ke 4.560,56. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada perdagangan saham Kamis (4/8/2016). Laju IHSG tertekan oleh aksi jual investor.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG bergerak pada rentang support 5.300 dan resistance 5.400. "Diperkirakan IHSG masih tertekan aksi jual investor," kata dia di Jakarta, Kamis (4/7/2016).

Pada perdagangan saham kemarin, Rabu 3 Agustus 2016, IHSG ditutup melemah 21,44 poin atau 0,40 persen ke level 5.351,88. IHSG terkoreksi karena tertekan oleh aksi jual investor lokal.

"Fase koreksi ini dinilai cukup wajar bila melihat penguatan signifikan yang terjadi pasca tax amnesty, reshuffle kementerian dan sehatnya inflasi kemarin," ujar dia.

‎Sementara, Bursa Asia ditutup mayoritas melemah. Pelemahan Bursa Asia dipicu kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global serta paket stimulus fiskal Jepang yang jauh diharapkan oleh investor.

"Permintaan aset safe haven yen melonjak 1,5 persen di akhir sesi dan harga minyak turun kembali di bawah US$ 40 per barel menjadi pemicu utama aksi jual investor yang terjadi di Bursa Asia," jelas dia.

‎Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif pada rentang support 5.310 dan resistance 5.380. Sinarmas Sekuritas merekomendasikan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT PP Tbk (PTPP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya