Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Pasar menanti pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve Janet Yellen menjelang akhir pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (26/8/2016), IHSG melemah 15,28 poin atau 0,28 persen ke level 5.438,83. Indeks saham LQ45 merosot 0,40 persen ke level 937,58. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Ada sebanyak 194 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 102 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 89 saham lainnya diam di tempat. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 94,64 miliar di pasar reguler. Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.214.
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.456,63 dan terendah 5.419,74. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 231.939 kali dengan volume perdagangan 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,1 triliun.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham industri dasar naik 1,24 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Sektor saham manufaktur mendaki 0,10 persen.
Sektor saham perkebunan merosot 0,91 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi dan perdagangan.
Saham-saham yang menguat antara lain saham KAEF mendaki 13,64 persen ke level Rp 2.500 per saham, saham SMBR naik 7,89 persen ke level Rp 1.505 per saham, dan sahm LRNA menanjak 4,76 persen ke level Rp 132 per saham.
Saham-saham tertekan antara lain saham ALKA dan SRAJ masing-masing merosot 10 persen. Sedangkan saham BINA turun 9,63 persen ke level Rp 244 per saham.
Menjelang akhir pekan ini, bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,41 persen ke level 22.909,53, indeks saham Shanghai menanjak 0,06 persen ke level 3.070,31, dan indeks saham Taiwan menguat 0,18 persen ke level 9.131,72.
Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,27 persen ke level 2.037,50, indeks saham Jepang Nikkei turun 1,18 persen ke level 16.360 dan mencatatkan penurunan terbesar. Sedangkan indeks saham Singapura turun 0,67 persen ke level 2.857,65.
Advertisement
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan tekanan IHSG terjadi lantaran pelaku pasar menanti pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. "Pasar berhati-hati. Pemodal asing hanya beli sekitar Rp 68 miliar," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, pelaku pasar menanti sinyal kapan the Fed menaikkan suku bunga. Pelaku pasar memandang the Fed akan kembali menaikkan suku bunga sekali lagi pada 2016. "Menanti kenaikan suku bunga the Fed apakah September atau Desember. Kalau September maka IHSG akan konsolidasi hingga the Fed (naikkan suku bunga). Kalau Desember maka IHSG bisa reli hingga akhir tahun," jelas dia. (Ahm/Ndw)