Bursa Asia Menguat Tipis, Investor Menebak Arah Kebijakan The Fed

elaku pasar masih menebak arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal reserve (The Fed).

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Agu 2016, 08:40 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2016, 08:40 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar masih menebak arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal reserve (The Fed).

Mengutip Reuters, Selasa (23/8/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan dan juga ASX 200 Australia juga naik 0,2 persen. Sedangkan Indeks Nikkei Jepang bergerak sebaliknya yaitu melemah 0,4 persen.

Pelaku pasar seluruh dunia sedang menunggu komentar dari Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen pada pertemuan Kamis mendatang. Oleh karena itu para pelaku pasar menunggu untuk menyelaraskan portofolio.

Sebelumnya telah ada beberapa komentar dari para pejabat The Fed yang mendorong kenaikan suku bunga. Namun sepertinya belum bisa menjadi pegangan dari para pelaku pasar.

Pada pekan kemarin, Pejabat Bank Sentral AS New York William Dudley mengatakan, kenaikan suku bunga bisa terjadi pada September nanti. Sementara Presiden The Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan bahwa jika dilihat dari data ekonomi yang ada saat ini ada kemungkinan yang cukup juga terdapat satu kali kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun nanti.

"Pasar sepertinya enggan untuk bergerak sebelum Yellen sendiri yang memberikan sinyal," tulis ANZ dalam catatannya.

Bursa AS sendiri terpukul pada perdagangan kemarin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 23,15 poin atau 0,12 persen menjadi 18.529,42.

Sedangkan indeks S&P 500 kehilangan 1,23 poin atau 0,06 persen menjadi 2.182,64 poin dan indeks Nasdaq Composite bertambah 6,23 poin atau 0,12 persen ke posisi 5.244,60 poin.

Penurunan Wall Street tersebut karena pelemahan harga minyak di tengah penambahan jumlah sumur pengeboran di AS. (Gdn/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya