Garuda Indonesia Rugi Rp 569 Miliar sampai September

Garuda Indonesia mencatat pendapatan usaha naik 0,7 persen menjadi US$ 2,8 miliar per akhir September tahun ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Okt 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 16:00 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk mencatatkan rugi bersih US‎$ 43,6 juta atau setara Rp 569,2 miliar (kurs Rp 13.055,28 per dolar AS) selama sembilan bulan di tahun ini.

Kondisi ini berbeda dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, Garuda Indonesia membukukan untung US$ 51,4 juta.

Adapun pada kuartal III, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 19,6 juta atau Rp 332,6 miliar‎. Angka ini masih lebih rendah dari periode yang sama di 2015 yang mencapai US$ 22,1 juta.

"Penyebabnya ini karena turunnya pendapatan‎ dari penerbangan tidak berjadwal," kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia Arif Wibowo di kantornya, Senin (31/10/2016).

Arif menuturkan, pendapatan perusahaan dari penerbangan tidak berjadwal turun 17,7 persen menjadi US$ 145,2 juta dari US$ 176,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, kinerja Garuda Indonesia pada September dinilai masih menunjukkan perbaikan. Hal itu tercermin dengan pertumbuhan pendapatan usaha sekitar 0,7 persen menjadi US$ 2,8 miliar per akhir September tahun ini dari US$ 2,8 miliar pada periode serupa tahun lalu.

Adapun peningkatan pendapatan usaha ini ditopang kenaikan pendapatan penerbangan berjadwal sekitar 1,7 persen atau menjadi US$ 2,4 miliar, anak perusahaan meningkat 4,1 persen menjadi US$ 272,5 miliar dan kargo menguat 12,9 persen menjadi US$ 155,8 juta.

Arif menjelaskan pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen perusahaan yang terus melakukan efisiensi biaya secara operasional. Kerugian yang sudah diprediksi yang terjadi sejak semester awal tahun ini, diproyeksikan dapat diperbaiki pada kuartal berikutnya, dengan upaya peningkatan kinerja saat peak season.

Sementara program efisiensi yang dijalankan secara proporsional dalam peningkatan performa di aspek lain diantaranya operasional, layanan, maupun niaga, dipercaya mampu memberikan proyeksi pertumbuhan positif perusahaan hingga 2020.

"‎Masih ada waktu untuk memaksimalkan potensi yang ada di peak season akhir tahun ini. Kami optimistis pertumbuhan positif bisa terus kami raih di tahun-tahun mendatang, termasuk rencana pengembangan jaringan internasional dalam waktu dekat ini," papar Arif.

‎Hingga September, Garuda Indonesia berhasil mengangkut sebanyak 26 juta penumpang atau tumbuh 6,1 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini dari 24,6 juta penumpang pada periode serupa tahun lalu.

Adapun frekuensi penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink (domestik dan internasional) pada periode Januari-September 2016 juga meningkat 9,7 persen atau menjadi 204.182 penerangan dari 186.052 penerbangan pada periode serupa tahun lalu.

Kapasitas produksi juga meningkat 13,3 persen atau menjadi 43,91 miliar per akhir September 2016 dari 38,75 miliar seat kilometer pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) meningkat menjadi 90,1 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini dari 88,2 persen periode serupa tahun lalu. (Yas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya