Liputan6.com, Jakarta - Kasus penipuan yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kembali terjadi. Kali ini ada enam wajib pajak menjadi korban dan mengalami kerugian hingga Rp 1 miliar.
"Kami menerima laporan dari enam wajib pajak dari Sleman dan Wonosari, Gunungkidul. Mereka tertipu setelah menerima pesan WhatsApp yang seolah-olah berasal dari DJP," ujar Kepala Seksi Kerja Sama dan Humas Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta, Wiwin Nurbiyati dilansir dari Antara, Jumat (28/2/2025).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan yang diterima sejak November 2024 hingga Januari 2025, keenam korban tersebut mengaku menerima pesan WhatsApp (WA) dari pihak yang mengatasnamakan DJP. Dalam pesan itu, penipu mencantumkan sejumlah data pribadi korban seperti NPWP, nama pemilik usaha, izin usaha, hingga nama perusahaan.
Karena tampak meyakinkan, para korban mengikuti arahan yang diberikan tanpa melakukan konfirmasi ke DJP atau kantor pajak terdekat. Mereka diarahkan untuk mengeklik tautan perubahan data dan diminta membayar Rp10.000 sebagai pengganti materai.
"Setelah itu mereka lakukan, tidak sampai 5 detik uang yang ada di tabungan di M-banking ludes, hilang semua. Mereka lapor ke kami," ungkap Wiwin.
Modus lain yang digunakan pelaku adalah mengirimkan file aplikasi palsu yang disebut sebagai "aplikasi pajak". Saat korban menginstal aplikasi tersebut, sistem perbankan mereka diretas dan digunakan untuk menguras isi rekening secara otomatis. Wiwin menduga, jumlah korban bisa lebih banyak karena kemungkinan tidak semua melapor.
"Kami enggak tahu bagi yang tidak lapor mungkin juga ada ya. cuma yang lapor ke kami itu ada enam dan itu totalnya hampir Rp1 miliar. Kami sudah meminta yang bersangkutan lapor ke kepolisian," tambah dia.
Menurut Wiwin, penipuan semacam itu marak bertepatan dengan masa perubahan data wajib pajak ke sistem Coretax. Penipu memanfaatkan momentum ini untuk membuat jebakan yang terlihat laiknya prosedur resmi DJP. Karena itu, dia meminta masyarakat semakin waspada dengan mencermati setiap pesan yang diterima agar tidak ada lagi korban penipuan yang mengatasnamakan DJP.
Wiwin menegaskan bahwa DJP tidak pernah mengirimkan tautan atau file "APK" kepada wajib pajak dan hanya menggunakan email resmi berakhiran @pajak.go.id serta laman resmi berakhiran pajak.go.id.
"Jika menerima pesan yang mencurigakan, segera konfirmasi ke DJP melalui nomor resmi 1500200 atau datang langsung ke kantor pajak terdekat. Jangan langsung percaya begitu saja," tutup Wiwin.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement
