Liputan6.com, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatat pendapatan naik dan rugi terpangkas signifikan pada 2024.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (12/3/2025), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mencatat pendapatan Rp 15,89 triliun pada 2024. Pendapatan naik 7,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,78 triliun.
Baca Juga
Seiring kenaikan pendapatan, GoTo memangkas rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 94 persen menjadi Rp 5,15 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 90,39 triliun.
Advertisement
"Sepanjang tahun 2024, kami terus mencari cara baru dan efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia. Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, kami berhasil melampaui panduan yang telah ditetapkan, dengan pencapaian EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp386 miliar untuk setahun penuh serta mencatatkan kuartal pertama dengan EBITDA yang disesuaikan positif pada unit bisnis Financial Technology,” ungkap Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Selain itu, Perseroan mencatat jumlah biaya dan beban turun 27,6 persen menjadi Rp 18,13 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 25,06 triliun. Perseroan memangkas beban umum dan administrasi dari Rp 5,64 triliun pada 2023 menjadi Rp 4,39 triliun pada 2024. Beban penjualan dan pemasaran susut menjadi Rp 2,84 triliun dari 2023 sebesar Rp 6,43 triliun. Beban pengembangan produk terpangkas menjadi Rp 1,75 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 3,51 triliun.
Dengan demikian, rugi usaha merosot 78,18 persen menjadi Rp 2,24 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 10,27 triliun. Rugi per saham menjadi Rp 5 pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 85.
Ekuitas Perseroan tercatat Rp 30,40 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 35,72 triliun. Liabilitas Perseroan susut menjadi Rp 12,80 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 18,37 triliun. Aset Perseroan tercatat Rp 43,20 triliun dari 2023 sebesar Rp 54,09 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas dari Rp 25,14 triliun pada 2023 menjadi Rp 19,17 triliun.
Penguna yang Bertransaksi Bulanan
Sementara itu, beban kas rutin tetap turun sebesar 3% yoy sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun.
Sedangkan biaya kas rutin korporasi yang dilaporkan, yang dapat dialokasikan kepada masing-masing segmen bisnis sesuai dengan atribusinya, mengalami penurunan sebesar 23% yoy menjadi Rp183 miliar pada Kuartal 4 dan turun 34% sepanjang tahun menjadi Rp772 miliar.
GoTo juga mencatat pertumbuhan pada pengguna yang Bertransaksi Bulanan (Monthly Transacting Users/MTUs) hingga 22% yoy pada kuartal keempat dan 16% setahun penuh.
Adapun EBITDA Grup yang disesuaikan tumbuh 348% yoy dan 191% secara kuartalan pada kuartal keempat mencapai Rp399 miliar untuk periode tersebut dan Rp386 miliar untuk setahun penuh.
Patrick mengungkapkan, GoTo telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun. Perusahaan berharap capaian ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025, seiring dengan strategi ekosistem kami yang terus terbukti efektif.
"Ke depan, kami akan semakin memperkuat bisnis kami melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun di level produk, untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” tutur dia.
Direktur Keuangan Grup GoTo Simon Ho mengatakan, perbaikan pada pendapatan dan profitabilitas mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dari layanan inti kami serta efektivitas strategi pengelolaan biaya yang telah diterapkan di seluruh lini bisnis.
"GTV inti Grup dan pendapatan kami terus meningkat secara konsisten sepanjang tahun, di sisi lain, pendekatan efisiensi biaya yang lebih terperinci, memungkinkan kami menurunkan beban kas rutin tetap sebesar 3% sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun,” ujar dia.
"Fondasi keuangan yang sehat yang telah kami bangun pada 2024 menempatkan kami dalam posisi yang kuat untuk terus menjalankan strategi kami pada tahun 2025,” paparnya.
Advertisement
Pedoman Kinerja 2025
Pembelian Saham
GoTo juga mengungkapkan pada Juni 2024 pemegang sahamnya menyetujui program pembelian kembali saham selama 12 bulan dengan nilai maksimum hingga USD 200 juta.
Hingga 28 Februari 2025, GoTo telah membeli kembali sejumlah 23,6 miliar saham, dengan nilai keseluruhan sekitar USD 91 juta, atau Rp1,5 triliun.
Sementara pada November 2024, Perseroan juga menyelesaikan rencana penarikan saham treasuri, yang merupakan saham yang diperoleh oleh Perseroan sebelum IPO dan setelah IPO sebagai bagian dari program Greenshoe. Hal ini berdampak pada penurunan saham Seri A yang beredar kurang lebih 10,3 miliar saham.
Pedoman Kinerja 2025
GoTo menyebutkan berada di jalur yang tepat untuk terus bertumbuh dan mencapai profitabilitas, dengan memanfaatkan nilai ekosistemnya yang terhubung secara unik.
Dengan menyesuaikan produk untuk berbagai demografi dan preferensi pengguna serta menggunakan platformnya untuk menyediakan layanan yang lebih terarah bagi basis penggunanya, Perseroan menargetkan untuk menjangkau lebih banyak orang di seluruh Indonesia dengan lebih efisien.
Perseroan saat ini memperkirakan EBITDA Grup yang disesuaikan untuk 2025 akan berada di kisaran Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun.
Perkiraan ini didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan estimasi awal Perseroan, yang semuanya bergantung pada berbagai ketidakpastian dan risiko, termasuk meningkatnya persaingan pasar, yang diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa kuartal mendatang, serta inflasi biaya, kondisi perekonomian makro, dan variabel lainnya.
