IHSG Melemah Tipis Imbas Aksi Jual Investor Asing

Ada sebanyak 179 saham melemah sehingga mendorong IHSG melemah tipis 6,53 poin ke level 5.416 pada Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2016, 16:15 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 16:15 WIB
Ada sebanyak 179 saham melemah sehingga mendorong IHSG melemah tipis 6,53 poin ke level 5.416 pada Selasa pekan ini.
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan konsolidasi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu dipengaruhi aksi jual investor asing di pasar reguler dan pergerakan harga komoditas.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (1/11/2016), IHSG turun tipis 6,53 poin atau 0,12 persen ke level 5.416. Indeks saham LQ45 melemah 0,17 persen ke level 925,56. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Ada sebanyak 179 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 129 saham menguat. 93 saham lainnya diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.439,02 dan terendah 5415,03.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 303.686 kali dengan volume perdagangan 11,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,6 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 121 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.048. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah dengan sektor saham konstruksi turun 1,44 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Disusul sektor saham perkebunan melemah 0,99 persen dan sektor saham industri dasar tergelincir 0,57 persen. Sedangkan sektor saham tambang naik 1,65 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri naik 1,08 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,30 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham INAF naik 21,09 persen ke level Rp 3.100 per saham, saham KAEF mendaki 7,37 persen ke level Rp 2.330 per saham, dan saham HRUM menanjak 7,3 persen ke level Rp 2.130 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham DPUM turun 10 persen ke level Rp 900 per saham, saham SDMU tergelincir 8,67 persen ke level Rp 316 per saham, dan saham SMRA susut 8,18 persen ke level Rp 1.515 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,93 persen ke level 23.147,07, diikuti indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,10 persen ke level 17.442,40, indeks saham Shanghai menanjak 0,71 persen ke level 3.122,44, dan indeks saham Singapura mendaki 0,07 persen ke level 2.815,81.

Sedangkan indeks saham yang tertekan antara lain indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,04 persen ke level 2.007,39 dan indeks saham Taiwan susut 0,19 persen ke level 9.272,70.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan pergerakan pasar saham tidak terlalu ramai sehingga mempengaruhi IHSG. Selain itu, rilis inflasi Oktober 2016 sekitar 0,14 persen juga belum berdampak ke IHSG. William menilai, rilis inflasi Oktober akan berdampak pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

"Dari eksternal, harga komoditas juga fluktuaktif, dan jelang pemilihan umum Amerika Serikat. Pelaku pasar juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 8-9 Oktober ini," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya