Sektor Energi Topang Penguatan Wall Street

Sentimen bervariasi mendorong bursa saham Amerika Serikat berbalik arah hingga menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jan 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 05:00 WIB

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat usai pergerakan yang volatile imbas dari pernyataan presiden AS Donald Trump soal harga obat.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 96,32 poin atau 0,49 persen ke level 19.951. Indeks saham S&P 500 menguat 6,29 poin atau 0,28 persen ke level 2.275. Indeks saham Nasdaq mendaki 11,83 poin atau 0,21 persen ke level 5.563. Indeks saham mengukur kecemasan investor atau VIX naik 6,4 persen.

Pernyataan presiden Donald Trump sempat membuat indeks saham Nasdaq tertekan. Investor cenderung melepas saham obat usai Donald Trump menyebutkan perusahaan farmasi telah menetapkan harga obat mahal. Hal ini juga mendorong ia berencana untuk impor obat murah.Donald Trump menyampaikan hal itu pada konferensi pers pertama sejak pemilu 8 November 2016.

Indeks sektor saham kesehatan S&P 500 turun 1,9 persen. Tekanan terhadap indeks saham itu terburuk sejak 22 November. Kemudian indeks saham bioteknologi Nasdaq juga merosot 3,1 persen.

"Ketika seseorang berkuasa mengatakan sesuatu negatif, membuat orang tak ingin investasi di dalamnya sehingga melihat sektor itu tak menjadi menarik untuk investasi. Hal itu membuat mereka menarik uangnya," jelas Brad Loncar, Manajer Loncar Cancer Immunotherapy, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (12/1/2017).

Saham-saham yang tertekan antara lain Lockheed Martin turun 0,55 persen usai Donald Trump sebuat program jet tempur F-35 merupakan program yang memiliki anggaran sangat besar dan belum sesuai jadwal.

"Trump sulit untuk bisnis yang mengambil keuntungan dari AS antara lain kesehatan, otomotif, eksportir dan farmasi. Pelaku pasar pun tampaknya harus terbiasa dengan berita utama di gedung putih," ujar Analis Performance Trust Analytics Brian Battle.

Lima dari 11 sektor saham di indeks saham S&P cenderung tertekan. Akan tetapi, kenaikan sektor saham energi membatasi penurunan indeks saham acuan di wall street.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya