Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Usai sempat menguat ke level tertinggi baru akhirnya berbalik arah ke zona merah.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (26/10/2017), IHSG turun 29,58 poin atau 0,49 persen ke posisi 5.995,84. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,45 persen ke posisi 991,49. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 162 saham menguat, sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 175 saham tertekan. 122 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 352.671 kali dengan volume perdagangan saham 8,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 113,06 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.580. Dolar AS kembali perkasa terhadap rupiah.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,07 persen, sektor saham industri dasar menguat 0,15 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,41 persen.
Sementara itu, sektor saham tambang turun 1,93 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan tergelincir 1,56 persen dan sektor saham aneka industri susut 1,49 persen.
Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham SQMI naik 20,19 persen ke posisi Rp 625, saham BVIC melonjak 16 persen ke posisi Rp 232 per saham, dan saham YULE menanjak 11,84 persen ke posisi RRp 170 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MTWI merosot 24,66 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham PLIN merosot 21,84 persen ke posisi Rp 3.830 per saham, dan saham CSIS turun 12,58 persen ke posisi Rp 660 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 0,36 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,48 persen, dan indeks saham Taiwan turun 0,15 persen.
Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,15 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,31 persen dan indeks saham Singapura menanjak 0,37 persen.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG bergerak konsolidasi usai catatkan rekor perdagangan kemarin di 6.025. Pergerakan IHSG, menurut William lebih ditopang dari laporan kinerja emiten kuartal III yang baik terutama dari bank.
"Laporan kinerja dari emiten besar atau saham berkapitalisasi besar bagus jadi harapan kondisi ekonomi ada perbaikan," kata William.
Pelaku pasar dinilai menanti rilis laporan kinerja emiten kuartal III 2017. Selain itu, menjelang pergantian bulan, pelaku pasar menanti rilis data ekonomi, yaitu inflasi.
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tembus 13.600, William melihat masih wajar. Hal itu mengingat kebutuhan valuta asing cukup tinggi jelang akhir tahun. "Selain itu, indeks dolar AS juga masih fluktuaktif," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: