Tembus Level 6.000, Ini Prediksi IHSG hingga Akhir 2017

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di posisi tertinggi dalam sejarah di level 6.025 pada penutupan perdagangan 25 Oktober.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 08:15 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menembus level 6.000 tertinggi dalam sejarah pasar saham Indonesia. Hingga akhir 2017, analis prediksi IHSG masih dapat bertahan di level 6.000-6.300.

Pada 25 Oktober 2017, IHSG mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah di level 6.025. Kapitalisasi pasar saham tercatat Rp 6.666 triliun. Dengan IHSG menguat 1,23 persen pada 25 Oktober  mendorong pertumbuhan kinerja 13,76 persen sepanjang 2017.

Transaksi harian investor domestik makin mendominasi. Tercatat transaksi harian investor domestik mencapai Rp 899 triliun atau 64 persen dari total perdagangan. Sedangkan investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 17,88 triliun sepanjang 2017.

Sejumlah analis menilai, IHSG mampu tembus level 6.000 ditopang dari rilis kinerja keuangan perusahaan kuartal III 2017 yang menunjukkan pertumbuhan. Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Pemerintah menganggarakan penerimaan Rp 1.894,7 triliun dan belanja negara Rp 2.220,6 triliun.

"IHSG didorong kinerja emiten kuartal III 2017. Apalagi sekarang musim laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan bagus-bagus terutama bank. Sektor lain juga positif," kata Plt Kepala Riset PT Bahana Sekuritas Henry Wibowo saat dihubungi Liputan6.com. Kinerja keuangan emiten bank antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih tumbuh 25,4 persen menjadi Rp 15,1 triliun hingga kuartal III 2017.

Selain itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membukukan laba bersih naik 24 persen menjadi Rp 2 triliun pada kuartal III 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,62 triliun.

Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencetak laba bersih tumbuh 31,6 persen menjadi Rp 10,16 triliun pada kuartal III 2017.

Henry menuturkan, saat ini pelaku usaha juga kembali fokus menjalankan bisnis usai pemilihan kepala daerah Jakarta. Ini juga diharapkan dapat menjadi katalis positif. "Ketegangan saat Pilkada DKI Jakarta sudah hilang pelan-pelan sekarang fokus ke bisnis," kata dia.

Henry menambahkan, IHSG tembus level 6.000 itu juga dapat mendorong investor untuk masuk ke pasar saham. Hal itu mengingat level 6.000 menunjukkan ada pertumbuhan kinerja IHSG. "Investor akan melihat pasar modal lagi. Kini respons investor ritel juga sudah positif," ujar dia.

Sementara itu, VP Sales and Marketing PT Ashmore Asset Management Indonesia, Angganata Sebastian melihat IHSG capai level 6.000 dapat menimbulkan tendensi pelaku pasar merealisasikan keuntungan. Di sisi lain, kinerja pasar saham Indonesia masih jauh dibandingkan pasar saham Asia lainnya.

"Selama 2017 pasar saham Indonesia naik sekitar 14 persen. Sedangkan MSCI Asia Pacific ex Japan sudah naik sekitar hampir 30 persen," ujar Angganata

Henry mengatakan, pihaknya tetap mempertahankan target IHSG 6.300 hingga akhir tahun. Untuk mencapai level IHSG tersebut, Henry menuturkan pelaku pasar ingin bukti kalau ekonomi sudah pulih pada kuartal III 2017. Ini ditunjukkan dari daya beli masyarakat yang masih kuat.

Sedangkan Angganata melihat level IHSG mampu bertahan di 6.000. Apalagi komposisi investor asing sudah sangat minimal di pasar saham Indonesia. IHSG pun diprediksi dapat berada di level 6.200 pada akhir 2017. Ini melihat pertumbuhan laba emiten di kisaran 17 persen.

Meski demikian, ada sejumlah faktor risiko yang perlu dicermati. Henry menuturkan, rencana bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga pada Desember menjadi perhatian pasar.

"Bila suku bunga the Fed naik pada Desember dan melebihi harapan maka berdampak ke rupiah," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Selanjutnya: Strategi Investasi Saat IHSG Tembus Level Tertinggi

Head of Intermediary PT Schroders Investment Management Indonesia Teddy Poernomo menuturkan, sejumlah sentimen dari AS pengaruhi pasar. Pertama, pemilihan pimpinan the Federal Reserve. Seperti diketahui, masa jabatan pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen akan selesai pada awal 2018. Saat ini sejumlah kandidat pimpinan the Federal Reserve menjadi perhatian pasar.

Teddy menambahkan, rencana reformasi pajak oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump juga membayangi pasar keuangan termasuk saham.

Sedangkan untuk sektor saham jadi pilihan, Henry memilih sektor saham konsumsi, otomotif dan ritel atau perdagangan. Saham-saham pilihan, Henry memilih saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Dengan kondisi IHSG capai level tertingginya, Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, pelaku pasar dapat fokus dengan tujuan dan investasi. Bila memang direncanakan, investasi sudah di level 6.000, menurut Rudiyanto pelaku pasar merealisasikan keuntungan.

"Kalau memang tujuannya investasi jangka panjang 5-10 tahun tetap fokus dengan tujuannya," kata dia.

Ashmore mliehat ada sejumlah sektor saham yang berpotensi ke depan. Oleh karena itu ada pertimbangan untuk memiliki sektor saham yaitu belanja negara lebih maksimal pada semester II 2017. Dengan belanja pemerintah maksimal akan mendorong sektor saham konstruksi dan semen.

Selain itu, pihaknya juga fokus pada sektor saham yang diuntungkan dari suku bunga rendah antara lain properti, otomotif dan bank. "Sektor komoditas juga menarik karena harga komoditas yang stabil," tulis Ashmore.

Sedangkan target kinerja IHSG pada 2018, Henry prediksi IHSG dapat mencapai level 7.000. Sejumlah kegiatan besar pada 2018 diharapkan dapat memberikan dampak untuk kinerja perusahaan sehingga mendorong pertumbuhan IHSG.

"2018 bisa dorong ekonomi. Karena Juni 2018 ada pemilihan kepala daerah, Asian Games pada Agustus. Itu akan jadi kegiatan besar untuk Indonesia sehingga dorong infrastruktur di Jakarta dan Palembang," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya