Awali Perdagangan, IHSG Bergerak Campuran

IHSG akan bergerak variasi dengan kecenderungan melemah terbatas.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Nov 2017, 09:15 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 09:15 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah pada awal sesi perdagangan saham. IHSG diperkirakan akan bervariasi pada perdagangan hari ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (14/11/2017), IHSG turun 2,35 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.019,10. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dengan naik tipis 7,99 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.030,03. Indeks saham LQ45 menguat 0,22 persen ke posisi 1.002,96. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 95 saham menguat sehingga mendorong kenaikan IHSG. 37 saham melemah dan 99 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.034,87 dan terendah 6.019,10.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 12.669 kali dengan volume perdagangan 261 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 217 miliar. Investor asing masih melakukan aksi jual Rp 7 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.530.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham kompak menghijau kecuali sektor saham kontruksi turun 0,08 persen. Sektor saham keuangan naik 0,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertambangan naik 0,36 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers pada awal sesi antara lain saham AUTO naik 5,26 persen ke posisi Rp 2.400, saham BKSL menguat 5,11 persen ke posisi Rp 144, dan saham IIKP melonjak 4,95 persen ke posisi Rp 210 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MNCN turun 3,94 persen ke posisi Rp 1.585, saham NIRO merosot 3,45 persen ke posisi Rp 56 per saham, dan saham SMRA susut 2,03 persen ke posisi Rp 965 per saham.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat masih memiliki kemampuan untuk kembali melanjutkan kenaikan ditunjang oleh data ekonomi. Akan tetapi, menurut William, pelaku pasar perlu mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kemungkinan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat alami depresiasi.

"IHSG berpeluang menguat di kisaran 5.972-6.123 pada Selasa pekan," kata dia dalam ulasannya, Selasa (14/11/2017).

Dalam riset PT Bahana Sekuritas, IHSG akan bergerak variasi dengan kecenderungan melemah terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran 6.000-6.050 pada Selasa pekan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penutupan kemarin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu pertahankan laju di zona hijau pada awal pekan ini. IHSG berbalik arah ke zona merah pada akhir perdagangan saham.

Berdasarkan data RTI, pada penutupan perdagangan saham, Senin (13/11/2017), IHSG turun tipis 0,37 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.021,45. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 1.000,95. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 141 saham menguat sehingga mendorong IHSG hanya turun tipis. 168 saham melemah sehingga seret IHSG ke zona merah. 146 saham diam di tempat.

Pada awal pekan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.045,48 dan terendah 6.016,98. Investor asing melakukan aksi jual Rp 317,65 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.549.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur, susut 0,62 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan melemah 0,43 persen dan sektor saham pertanian melemah 0,41 persen. Sektor saham barang konsumsi naik 0,94 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur menguat 0,53 persen.

Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham BCIP naik 20 persen ke posisi Rp 156, saham SMDR melonjak 16,06 persen ke posisi Rp 318 per saham, dan saham INPP mendaki 13,04 persen ke posisi Rp 780 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya