Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bayangi IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat masih memiliki kemampuan untuk kembali melanjutkan kenaikan ditunjang oleh data ekonomi. Akan tetapi, menurut William, pelaku pasar perlu mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kemungkinan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat alami depresiasi.
"IHSG berpeluang menguat di kisaran 5.972-6.123 pada Selasa pekan," kata dia dalam ulasannya, Selasa (14/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dalam riset PT Bahana Sekuritas, IHSG akan bergerak variasi dengan kecenderungan melemah terbatas. IHSG akan bergerak di kisaran 6.000-6.050 pada Selasa pekan ini.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG melemah tipis 0,01 persen ke posisi 6.021,46. Sektor saham infrastruktur dan keuangan menjadi pemberat IHSG. Investor asing melakukan aksi jual Rp 318 miliar.
Untuk rekomendasi saham, PT Bahana Sekuritas memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Barita Pacific Tbk (BRPT).
Sedangkan William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk dicermati pelaku pasar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Melemah Terbatas
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu pertahankan laju di zona hijau pada awal pekan ini. IHSG berbalik arah ke zona merah pada akhir perdagangan saham.
Berdasarkan data RTI, pada penutupan perdagangan saham, Senin 13 November 2017, IHSG turun tipis 0,37 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.021,45. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 1.000,95. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada sebanyak 141 saham menguat sehingga mendorong IHSG hanya turun tipis. 168 saham melemah sehingga seret IHSG ke zona merah. 146 saham diam di tempat.
Pada awal pekan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.045,48 dan terendah 6.016,98. Investor asing melakukan aksi jual Rp 317,65 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.549.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur, susut 0,62 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan melemah 0,43 persen dan sektor saham pertanian melemah 0,41 persen. Sektor saham barang konsumsi naik 0,94 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur menguat 0,53 persen.
Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham BCIP naik 20 persen ke posisi Rp 156, saham SMDR melonjak 16,06 persen ke posisi Rp 318 per saham, dan saham INPP mendaki 13,04 persen ke posisi Rp 780 per saham.
Saham LMAS turun 4,41 persen ke posisi Rp 65, saham MCAS tergelincir 3,6 persen ke posisi Rp 2.410 per saham, dan saham TRAM merosot 3,31 persen ke posisi Rp 146 per saham.
Bursa Asia sebagian tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,21 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,44 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,50 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,32 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul indeks saham Singapura melemah 0,03 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,45 persen.
Advertisement