Saham BUMN Konstruksi Lesu Jelang Akhir Pekan

Pemerintah hentikan sementara proyek jalan layang berdampak ke saham BUMN konstruksi menjelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Feb 2018, 20:36 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2018, 20:36 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY4
Pengunjung memperhatikan layar indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis, 10 November 2016 naik 36,46 poin atau 0,67 persen ke level 5.450,78. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menghentikan sementara seluruh proyek jalan layang (elevated) di seluruh Indonesia. Sekitar 32 proyek jalan tol empat light rail transit (LRT) terkena dampak kebijakan tersebut. Saham-saham Badan Usaha Milik Negara atau BUMN konstruksi dan PT Jasa Marga Tbk terkena imbas.

Berdasarkan data RTI, Jumat (23/2/2018), saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melemah 3,06 persen ke posisi Rp 2.850 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.404 kali dengan nilai transaksi Rp 143,6 miliar.

Selain itu, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tergelincir 1,55 persen ke posisi Rp 1.910 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.217 kali dengan nilai transaksi Rp 69,3 miliar.Kemudian saham PT PP Tbk (PTPP) melemah terbatas 0,95 persen ke posisi Rp 3.140 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.041 kali dengan nilai transaksi Rp 19,7 miliar.

Sementara itu, saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menguat 0,83 persen ke posisi Rp 2.420 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.057 kali dengan nilai transaksi Rp 39,4 miliar. Saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) merosot 1,81 persen ke posisi Rp 5.425 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.721 kali dengan nilai transaksi Rp 42,2 miliar.

Pelemahan sebagian saham tersebut terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak di zona hijau pada Jumat pekan ini. IHSG naik 26,74 poin atau 0,41 persen ke posisi 6.619,80. Total frekuensi perdagangan saham 393.530 kali dengan nilai transaksi Rp 9,4 triliun. Sektor saham konstruksi pun turun tipis 0,15 persen.

Plt Kepala Riset PT Bahana Sekuritas Henry Wibowo menuturkan, ada penghentian sementara di proyek jalan layang di seluruh Indonesia menjadi sentimen negatif. Investor khawatir kalau perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat tertunda. Namun, Henry menilai kalau tekanan terhadap sebagian saham BUMN konstruksi masih wajar. Henry mengatakan, saat ini jadi kesempatan untuk akumulasi beli saham.

"Ya (wajar). Koreksi normal saja karena year to date sudah naik lumayan banyak di atas indeks. Ini sementara kalau menurut kami. Good buying oppurtunity," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Hal senada dikatakan Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji. Nafan menuturkan, koreksi sebagian saham BUMN konstruksi masih wajar. Akan tetapi, menurut Nafan, hal jadi kekhawatiran dampak dari penghentian sementara proyek jalan layang tersebut.

"Proyek elevated tertunda. Takutnya ada beban-beban yang ditanggung," kata dia.

Meski demikian, ia menilai langkah penghentian sementara proyek elevated terutama dikerjakan BUMN konstruksi juga sebagai evaluasi  sehingga diharapkan kualitas proyek lebih baik ke depan. Akan tetapi, diharapkan penghentian sementara proyek itu tidak terlalu lama."Evaluasi ini perhatikan kinerja bukan kuantitas tetapi juga kualitas aspek pekeraan tersebut, dan bagaimana unsur keselamatan proyek elevated," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


32 Tol dan 4 LRT Terimbas Moratorium Proyek Jalan Layang

Konstruksi Layang Dihentikan, Proyek LRT Sepi Aktivitas
Suasana konstruksi layang proyek LRT yang sepi dari aktivitas di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/2). Presiden Jokowi meminta semua proyek konstruksi layang (elevated) dihentikan sementara. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata berbagai proyek jalan layang yang dihentikan sementara (moratorium). Setidaknya, ada 32 proyek jalan tol dan 4 Light Rail Transit (LRT) yang terkena dampak kebijakan itu.

Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanudin mengatakan, moratorium ini dilakukan untuk mengevaluasi seluruh proyek layang, usai terjadinya kecelakaan kerja di proyek layang Jalan To Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang menimbulkan tujuh korban luka-luka."Untuk keseluruhan yang ita hentikan itu ada 32 proyek tol dan 4 proyek kereta api, dan kami saat ini tengah bekerja untuk secepat mungkin kita evaluasi," kata dia di Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Menurutnya, selama ini semua proyek layang dalam proses konstruksinya sudah sesuai dengan standar Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan kerja (K3). Hanya saja memang ada beberapa hal yang menjadi satu faktor di luar K3 dalam memengaruhi sebuah proyek, seperti curah hujan, bahan bangunan, dan lain sebagainya.

"Tapi untuk hari ini sudah ada yang kami keluarkan rekomendasi untuk kembali berjalan seperti proyek jembatan di Papua, itu sudah di-approval," tegas dia.

Badan Pengurus Pusat Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (BPP Gapensi) berharap moratorium proyek jalan layang tidak berlangsung lama. Gapensi berharap paling lama tiga minggu.

“Kami usulkan jangan kelamaan. Cukup tiga minggu saja,” kata Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa.

Andi mengatakan, bila moratorium ini terlalu lama, dikhawatirkan kerugian yang dialami kontraktor akan semakin besar. Sebab selama morotorium, biaya operasional tetap jalan. Kemudian, target-target juga akan sulit tercapai.

Gapensi mendukung moratorium sementara yang diputuskan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Jadi ini hal yang baik untuk dilakukan evaluasi. Apa semua prosedur keselamatan kerja sudah dijalankan. Kalau dijalankan, titik lemahnya di mana. Nanti kita tunggu auditnya,” ujar Andi.

Andi berharap agar momentum pembangunan infrastruktur oleh pemerintah tidak mengendor meski terdapat insiden.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya