Bukit Asam Kantongi Pendapatan Rp 19 Triliun pada 2017

PT Bukit Asam Tbk mencatatkan laba bersih tumbuh 123,13 persen menjadi Rp 4,47 triliun pada 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mar 2018, 17:45 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2018, 17:45 WIB
Pertambangan
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak kinerja positif sepanjang 2017. Hal tersebut didorong lonjakan laba bersih dan pendapatan.

Mengutip laporan keuangan yang dirilis pada Senin (12/3/2018), PT Bukit Asam Tbk mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 123,13 persen menjadi Rp 4,47 triliun pada 2017. Perseroan meraup laba bersih Rp 2,03 triliun pada 2016.

Kenaikan laba bersih itu didorong pendapatan tumbuh 38,49 persen pada 2017. Perseroan meraup pendapatan Rp 19,47 triliun dari periode 2016 sebesar Rp 14,05 triliun.

Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 10,96 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,65 triliun. Laba kotor naik 93,26 persen menjadi Rp 8,50 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 4,40 triliun.

Perseroan membukukan beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 1,33 triliun pada 2017. Beban umum dan admistrasi tersebut naik 20,10 persen dari periode 2016 sebesar Rp 1,11 triliun.

Beban penjualan naik menjadi Rp 911,34 miliar pada 2017. Beban lainnya naik menjadi Rp 362,73 miliar. Hal tersebut mendorong laba usaha naik 133,06 persen menjadi Rp 5,89 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,53 triliun.

Hal itu mendorong laba per saham dasar naik menjadi 425 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 190.Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 8,18 triliun pada 31 Desember 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,02 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 13,79 triliun.

Perseroan kantongi kas dan setara kas menjadi Rp 3,55 triliun. Jelang penutupan perdagangan saham, saham PT Bukit Asam Tbk naik 3,46 persen menjadi Rp 2.990 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.534 kali dengan nilai transaksi Rp 198,8 miliar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Stock Split

Pertambangan
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split. Langkah ini dilakukan agar saham PT Bukit Asam Tbk menjadi terjangkau oleh investor.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu 15 Juli 2017, PT Bukit Asam Tbk akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 29 November 2017.

Sejumlah agenda itu antara lain persetujuan perubahan anggaran dasar perseroan sehubungan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang penambahan penyertaan modal negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Inalum (Persero), persetujuan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan mengubah ketentuan pasal 4 anggaran dasar perseroan dan perubahan susunan pengurus perseroan.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Suherman membenarkan rencana stock split tersebut. "Rasio stock split 1:5," ujar Suherman saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 15 November 2017.

Suherman mengatakan, ada sejumlah faktor mendorong perseroan melakukan stock split. Pertama, keterjangkauan oleh investor. Lantaran setelah stock split, harga saham lebih terjangkau bagi investor ritel dan kecil.

Kedua, peningkatan jumlah saham dengan stock split akan menambah jumlah saham yang beredar di pasar. Ketiga, peningkatan aktivitas perdagangan karena dengan peningkatan jumlah saham yang beredar di pasar juga akan meningkatkan aktivitas perdagangan saham perseroan.

Suherman menambahkan, pelaksanaan stock split usai efektif dan mengacu pada persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 November 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya