Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Selasa (17/7/2018) ini. Analis memperkirakan IHSG berpeluang lanjutkan koreksi pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Pada pra perdagangan saham, IHSG turun 23,36 poin atau 0,40 persen ke posisi 5.881,79. Kemudian pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap tertekan 25,29 poin atau 0,44 persen ke level 5.879,64.
Adapun indeks saham LQ45 melemah 0,66 persen ke posisi 924,92. Sebagian besar indeks saham acuan memerah, kecuali indeks DBX dan Pefindo25.
Advertisement
Baca Juga
Pada awal perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi 5.884,80 dan terendah 5.877,17. Ada sebanyak 89 saham menguat dan 56 saham melemah, sementara 108 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 11.774 kali dengan volume perdagangan saham 311 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 280 miliar.
Investor asing beli saham Rp 5 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.383.
Sebagian besar sektor saham pembentuk IHSG melemah, kecuali sektor saham kontruksi, infrastruktur dan perdagangan yang masing-masing melemah 0,26 persen, 0,31 persen dan 0,20 persen.
Sektor saham aneka industri turun 1,25 persen dan mencatatkan pelemahan terbesar. Disusul kemudian oleh sektor saham keuangan yang melemah 1,06 dan sektor saham barang konsumsi yang turun 0,78 persen.
Saham yang menguat di awal sesi antara lain saham TRIL naik 19,07 persen ke posisi Rp 67 per saham, saham TCPI menguat 10,71 persen ke posisi Rp 970 per saham, dan saham OKAS naik 9,32 persen ke posisi Rp 296 per saham.
Sedangkan saham yang mengalami tekanan terbesar adalah saham SRSN anjlok 5,71 persen ke level Rp 66. Disusul saham BNBR melemah 5,63 persen ke level Rp 67 dan saham NICK turun 5,51 persen ke angka Rp 120.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Analis
Analis memperkirakan IHSG berpeluang lanjutkan koreksi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu didorong sentimen eksternal masih bayangi IHSG.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen eksternal masih kuat sehingga pengaruhi IHSG. Pelaku pasar global mencermati pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Jerome Powell mengenai dampak perang dagang terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.
Nafan mengatakan, pernyataan the Federal Reserve ditunggu terkait mengenai kebijakan moneternya. Diperkirakan the Federal Reseve menaikkan suku bunga lagi sebanyak dua kali.
Sedangkan dari internal, minim data ekonomi. Namun, Nafan menuturkan, bila dolar AS perkasa imbas sentimen the Federal Reserve dapat tekan nilai tukar rupiah. Hal itu juga akan pengaruhi IHSG.
"IHSG berpeluang koreksi dengan kisaran 5.794-6.013," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu, Kepala Riset PT Narada Capital, Kiswoyo Adi Joe menuturkan, IHSG berpeluang naik. Penguatan IHSG asal didukung bursa saham AS bergerak positif. Selain itu, pelaku pasar juga menanti laporan keuangan kuartal II 2018.
"IHSG akan bergerak di kisaran 5.800-6.000,” kata dia.
Advertisement